Ini Sebabnya Industri Rokok Tumbuh Pesat di Indonesia

Ini Sebabnya Industri Rokok Tumbuh Pesat di Indonesia

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Selasa, 22 Sep 2015 07:33 WIB
Ini Sebabnya Industri Rokok Tumbuh Pesat di Indonesia
Foto: Dikhy Sasra
Jakarta - Industri rokok saat ini memiliki 'harapan baru' pada pasar di negara- negara berkembang. Salah satunya adalah negara indonesia.

Ketua Dewan Penasihat Komnas Pengendalian Tembakau, dr Kartono Muhammad mengatakan ada alasan khusus mengapa industri rokok tumbuh subur di Indonesia. Alasan utamanya tentu saja jumlah penduduk Indonesia yang terbilang besar.

"Negara Indonesia memiliki penduduk yang besar, maka generasi mudanya banyak danĀ  generasi muda paling memberikan harapan untuk membeli barang. Seperti pasaran hape, baju, pasaran apa saja mudah di Indonesia karena generasi mudanya banyak," ujar dr Kartono dalam diskusi Intervensi Industri Rokok dalam Pengendalian Tembakau, di Hotel Atlet Century, Jl Pintu Satu Senayan, Jakarta Selatan, seperti ditulis Selasa (22/9/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, peraturan pemerintah Indonesia yang longgar membuat industri rokok mudah masuk. Berbeda dengan negara-negara lain seperi Tiongkok, Jepang, bahkan Amerika Serikat. Di negara-negara tersebut, industri rokok sulit mendapat pasar karena peraturannya yang tegas.

Jepang misalnya, melarang industri rokok untuk mendirikan pabrik rokok di sana. Hal ini juga dilakukan oleh Amerika Serikat dan Tiongkok, yang meski memiliki jumlah penduduk banyak danpotensi pasar besar, peraturan terkait industri rokoknya sangat ketat.

"Walaupun Tiongkok memiliki pasarnya besar tetapi produksi mereka juga besar. Apalagi negara tiongkok merupakan negara komunis yang semua diatur oleh pemerintah," tegasnya.

Baca juga: Rangkul Tenaga Ahli DPR, Komnas PT Sampaikan Harapan Soal Rokok

dr Kartono juga menyinggung soal RUU (Rancangan Undang-undang) Pertembakauan yang saat ini sedang digodok oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Menurutnya, RUU tersebut sarat dengan kepentingan sepihak, yakni industri rokok, dan tidak memihak masyarakat seperti yang digembar-gemborkan.

Karena itu dr Kartono berharap agar pembahasan RUU Pertembakauan tidak dilanjutkan. Jika dilanjutkan, potensi sumber daya manusia (SDM) Indonesia akan berkurang dan akhirnya kalah bersaing dengan negara-negara lain, terutama negara dengan produksi tembakau yang besar seperti Tiongkok dan Amerika Serikat.

"Rokok sudah terbukti dari berbagai penelitian bisa membuat learning disability. Tentunya kita nggak ingin kan generasi muda kita kalah saing karena merokok," pungkasnya. (mrs/up)

Berita Terkait