Salah satunya adalah Johny, remaja laki-laki yang semua bernama Felicita. Ia terlahir sebagai perempuan, dan ingat betul sering memakain dress merah semasa kecil meski mengaku tidak pernah suka melakukan hal-hal yang lazimnya dilakukan oleh perempuan.
Namun saat mulai memasuki masa pubertas, penisnya tumbuh dan biuah zakarnya turun. Sejak saat itu, identitasnya berubah menjadi laki-laki. Di sekolah, perubahan itu membuatnya jadi bahan ejekan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kisah Charli, Anak Laki-laki yang Tumbuh Jadi Wanita Akibat Kelainan Kromosom
Seorang ilmuwan dari Cornell Medical College di New York, Dr Julianne Imperato-McGinley menemukan banyak kasus serupa di Republik Dominika. Berbagai studi ia lakukan untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi.
Saat terjadi pembuahan, normalnya manusia punya sepasang kromosom yakni XX jika jenis kelaminnya perempuan dan XY jika laki-laki. Saat tumbuh sebagai janin, sebagian di antaranya mengalami mutasi. Hasilnya, hormon testosteron pada janin laki-laki tidak berubah menjadi dihydrotestosterone (DHT).
Karena DHT dibutuhkan untuk membentuk organ kelaki-kalian, maka kekurangan hormon ini membuat penis dan buah zakar tidak tubuh sebagaimana mestinya. Oleh karenanya, anak-anak Guevedoces terlahir dengan ciri fisik sebagai perempuan meski kromosomnya adalah laki-laki.
Perubahan terjadi pada saat mereka memasuki masa puber, ketika terjadi lonjakan hormon testosteron. Penis dan buah zakar mulai membesar, massa otot mulai terbentuk dan suara menjadi lebih berat.
Kondisi ini disebut juga dengan defisiensi 5-alpha reductase. Laki-laki dengan kondisi ini biasanya tidak subur alias susah punya keturunan, serta punya lebih banyak rambut halus di sekujur tubuh. Umumnya lahir sebagai perempuan dan baru menjadi laki-laki di usia pubertas.
(up/up)











































