"Setiap persen berat yang hilang akibat dehidrasi berakibat pada penurunan kecepatan berlari sebanyak 2 persen. Tidak hanya penurunan kecepatan, jika dibiarkan lebih lanjut, dehidrasi dapan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan, hingga paling fatal adalah heatstroke," jelas dr Andi Kurniawan, SpKO, dokter spesialis kesehatan olahraga.
dr Andi menjelaskan bahwa tubuh manusia saat berlari sama seperti mobil. "Rangka mobil adalah sendi-sendi kita, sedangkan mesin adalah jantung kita saat memompa darah. Energi kita adalah karbohidrat dan cairan tubuh, dan radiator adalah kulit dan sistem respirasi," tuturnya.
Baca juga: Tips Buat Anda yang Ingin Ikut Maraton ataupun Lari 10K
Para pelari harus bisa mendeteksi saat mengalami dehidrasi. Biasanya, kondisi tubuh kekurangan cairan adalah saat mulai terasa haus. "Dehidrasi ditandai dengan rasa haus, lalu dilanjutkan dengan rasa pusing dan nyeri kepala. Kemudian, akan terjadi demam dan peningkatan denyut nadi, yang bisa berlanjut pada kehilangan kesadaran hingga kematian," kata dr Andi saat ditemui di Runners Hangout yang digelar Pocari Sweat di Locanda Italian Restaurant, Panin Center Building, Lantai Ground, Jl Jenderal Sudirman Kav. 1, Senayan, Jakarta, Minggu (11/10/2015).
Ada beberapa tips yang harus diperhatika oleh pelari untuk menghindari kekurangan cairan. Pertama, minum sebelum lari, dua atau empat jam dan 10 – 20 menit sebelumnya. Lalu ketika berlari, minumlah kembali setiap 15-20 menit berlari.
"Setidaknya 225 ml per 20 menitnya. Setelah berlari, minumlah air setidaknya hingga 1,5 liter," papar dr. Andi.
"Intinya jangan pernah memaksakan atau sok kuat saat berlari. Karena bahayanya adalah kalau kita sudah mengalami heat-stroke, yaitu kondisi di mana tubuh kita terlalu panas," tutur dr Andi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(vit/vit)











































