"Kalau yang ringan nggak diberi kemoterapi. Biasanya hanya diberi obat penekan imun agar tidak merusak organ. Kalau yang berat biasanya mengenai organ dalam seperti otak, jantung, paru, ginjal dan darah. Daripada tidak tertolong, kita berikan kemoterapi. Jadi kemoterapi diberikan kalau kondisinya berat," kata Prof Dr dr Nyoman Kertia, SpPD-KR dari Divisi Reumatologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, RS Dr Sardjito Yogyakarta, saat berbincang dengan detikHealth dan ditulis pada Senin (11/10/2015).
Kemoterapi untuk pasien lupus tidaklah sama dengan kemoterapi untuk pasien kanker. Dari jumlah pemberian, untuk pasien lupus tidak sebanyak yang diberikan pada pasien kanker.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Lupus Bukan Halangan untuk Hamil Secara Sehat
Kemoterapi bisa diberikan lagi pada pasien lupus saat kambuh beberapa waktu kemudian. dr Joan Merrill, Direktur Medis untuk Lupus Foundation of America, menjelaskan obat kemoterapi bisa membunuh sel-sel dalam tubuh yang membelah dengan cepat. Karena memang pada pasien lupus, sel-sel kekebalan cepat membelah sehingga menjadikan peradangan.
Meski dosis obat kemoterapi tidak setinggi yang diberikan pada pasien kanker, tetapi efek sampingnya bisa dirasakan, termasuk mual atau diare. Demikian dikutip dari ABC News.
Pada saat pasien lupus mendapat kemo, sambung Prof Nyoman, daya tahan tubuhnya melemah. Akibatnya kuman gampang masuk dan risikonya adalah infeksi.
"Jadi memang harus dijaga bener-bener jangan sampai jatuh sakit. Kena pilek saja bisa jadi sesuatu yang ganas. Jangan terlalu capek, jangan berjemur juga karena bisa berefek kumat juga," lanjut Prof Nyoman.
Menurut Prof Nyoman, stres, capek dan hamil membuat lupus gampang kambuh. Selain itu faktor kekambuhan lainnya adalah tidak minum obat yang diresepkan karena merasa sehat.
Baca juga: Lupus Tak Halangi Veena Mutiram untuk Tetap Berkarya di Dunia Musik Jazz
Lupus lebih banyak menyerang perempuan (80 persen) ketimbang laki-laki dan umumnya terdiagnosis setelah masa puber. Meskipun memang dalam beberapa kasus ada orang yang didiagnosis sebelum pubertas.
"Ciri lupus adalah yang dominan nyeri sendi, banyak sariawan, adanya kulit berubah warna seperti flek cokelat atau hitam. Di pipi biasanya ada rash merah, lemah badan, rambut rontok, demam," Jelas Prof Nyoman.
"Kalau kena otak bisa nggak sadar. Kalau kena jantung bisa sesak kena ginjal juga bisa sesak. Kalau kena liver bisa kuning. Makanya lupus ini disebut penyakit 1.000 wajah karena beda-beda di tiap orang, sehingga dokter sering bingung juga," imbuhnya. (vit/up)











































