Akibat Perang, Setengah Juta Anak di Yaman Terancam Kelaparan dan Malnutrisi

Akibat Perang, Setengah Juta Anak di Yaman Terancam Kelaparan dan Malnutrisi

Martha Heriniazwi Dianthi - detikHealth
Senin, 19 Okt 2015 07:10 WIB
Akibat Perang, Setengah Juta Anak di Yaman Terancam Kelaparan dan Malnutrisi
Foto: Reuters/Mohamed al-Sayaghi
Jakarta - Anak kurang gizi dan gizi buruk menjadi masalah kesehatan baru di Yaman. UNICEF melaporkan angka anak pengidap gizi buruk dan kurang gizi meningkat tiga kali lipat semenjak peperangan melanda negara ini.

Berdasarkan data dari UNICEF, hampir setengah juta anak mengalami kekurangan gizi yang mengancam jiwa serta tumbuh kembang mereka. Angka tersebut naik hingga tiga kali lipat akibat pertempuran yang meletus pada bulan Maret lalu dan menyebabkan kelaparan.

"Saat ini kami mengalami ancaman bencana kemanusiaan yang besar, akibatĀ  gizi buruk yang dialami oleh anak-anak di Yaman," Ujar Afhsan Khan, direktur program kedaruratan UNICEF, dikutip dari Reuters dan ditulis pada Senin (19/10/15).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca Juga: Gizi Buruk, Faktor Risiko Terjadinya Rickets

"Kami akan melakukan survei pada Oktober ini. Apakah kami sedang mengalami kelaparan? Beberapa wilayah memang mengalami hal yang lebih buruk dari wilayah lainnya," lanjutnya.

537.000 Anak yang berusia di bawah lima tahun memiliki risiko malnutrisi akut dan hanya satu dari lima pusat terapi pemberian makan di Yaman yang berfungsi. Maka dari itu UNICEF membentuk 43 tim mobile untuk memeriksa gizi buruk anak-anak. Masalahnya, beberapa provinsi di timur Yaman tidak dapat diakses karena dikuasai oleh al Qaeda.

Bencana ini bermula dari intervensi yang dilakukan oleh militer Arab terhadap militan Houthi sejak 26 Maret lalu. Sekitar 502 anak dari 5.400 orang tewas dalam konflik di negara termiskin daerah Arab saat ini. Sementara 10 persen dari total populasi 23 orang terlantar.

Baca Juga: Yuk, Perbaiki Lingkungan Makan Demi Pertumbuhan Tulang Anak yang Baik

Masalah ketersediaan makanan memang bukan hal baru di Yaman. Sebelum mengalami krisis perang, mereka mengimpor 90 persenĀ  bahan makanan. Masalah menjadi lebih parah karena saat ini Yaman terpaksa tunduk pada blokade yang dilakukan Arab Saudi.

"Kami hanya diperbolehkan membawa barang-barang yang hanya memiliki surat yang jelas. Akibatnya kami tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dan alat-alat medis," tandas Khan lagi. (mrs/mrs)

Berita Terkait