Ini Pentingnya Mencatat Berat Badan Anak Secara Teratur

Ini Pentingnya Mencatat Berat Badan Anak Secara Teratur

Nurvita Indarini - detikHealth
Selasa, 20 Okt 2015 18:04 WIB
Ini Pentingnya Mencatat Berat Badan Anak Secara Teratur
Foto: thinkstock
Jakarta - Saat bayi berusia satu sampai enam bulan, sepertinya berat badannya bertambah dengan cepat. Baju-bajunya sepertinya banyak yang kekecilan, sehingga Anda pun membelikan baju yang ukurannya lebih besar. Tapi ketika usianya enam bulan ke atas kok sepertinya bobotnya nggak bertambah banyak ya?

"Pada dasarnya, memang pertambahan berat badan anak di atas 6 bulan tidak akan sepesat 3 bulan
pertama. Untuk mengetahui apakah masih normal atau tidak, catat terus pertambahan beratnya dan
konsultasikan pada dokter," saran dr Meta Hanindita, SpA dari RSUD Dr Soetomo Surabaya, dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Selasa (20/10/2015).

Baca juga: Studi: Minum Kopi Berlebihan Saat Hamil Tingkatkan Risiko Anak Obesitas

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertambahan usia anak, sambung ibu satu anak ini, sangat tergantung usia. Nah, dengan mencatat secara rutin berat badan dan tinggi badan anak setiap bulan, maka orang tua akan punya catatan. Orang tua bisa memonitor berapa pertambahan berat dan tinggi badan anaknya tiap bulan.

"Ini supaya jelas apakah ada kenaikan atau tidak," tambah dr Meta.

Adakah risiko jika berat badan anak stagnan dan bahkan turun? "Banyak risiko yang bisa terjadi jika pertambahan berat badan sedikit, stagnan atau bahkan turun. Bisa jadi hal tersebut dikarenakan proses infeksi pada anak (misalnya TBC), sehingga perlu dicari tahu dokter spesialis anak lebih jauh," terangnya.

dr Aditya Suryansyah SpA dari RSAB Harapan Kita dalam konsultasi anak detikHealth beberapa waktu lalu mengatakan perawakan seorang anak tergantung banyak faktor. Dapat karena kurangnya asupan makan, penyakit menahun seperti TBC, cacingan atau yang lainnya, dapat juga karena kurangnya hormon pertumbuhan.

Baca juga: Anak TK dari Keluarga Miskin Lebih Berisiko Terserang Obesitas

Beberapa anak bisa jadi punya masalah makan, dan untuk mengatasinya memang agak rumit. Menurut dr Aditya, seorang anak yang sulit makan dapat dilakukan pemberian makan dengan porsi kecil tetapi frekuensinya sering.

"Makanan tidak harus dalam bentuk nasi, dapat digantikan dengan pengganti nasi seperti roti, kentang atau mi, terpenting kalori yang diberikan cukup," saran dr Adit. (vit/up)

Berita Terkait