"Pada dasarnya, memang pertambahan berat badan anak di atas 6 bulan tidak akan sepesat 3 bulan
pertama. Untuk mengetahui apakah masih normal atau tidak, catat terus pertambahan beratnya dan
konsultasikan pada dokter," saran dr Meta Hanindita, SpA dari RSUD Dr Soetomo Surabaya, dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Selasa (20/10/2015).
Baca juga: Studi: Minum Kopi Berlebihan Saat Hamil Tingkatkan Risiko Anak Obesitas
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini supaya jelas apakah ada kenaikan atau tidak," tambah dr Meta.
Adakah risiko jika berat badan anak stagnan dan bahkan turun? "Banyak risiko yang bisa terjadi jika pertambahan berat badan sedikit, stagnan atau bahkan turun. Bisa jadi hal tersebut dikarenakan proses infeksi pada anak (misalnya TBC), sehingga perlu dicari tahu dokter spesialis anak lebih jauh," terangnya.
dr Aditya Suryansyah SpA dari RSAB Harapan Kita dalam konsultasi anak detikHealth beberapa waktu lalu mengatakan perawakan seorang anak tergantung banyak faktor. Dapat karena kurangnya asupan makan, penyakit menahun seperti TBC, cacingan atau yang lainnya, dapat juga karena kurangnya hormon pertumbuhan.
Baca juga: Anak TK dari Keluarga Miskin Lebih Berisiko Terserang Obesitas
Beberapa anak bisa jadi punya masalah makan, dan untuk mengatasinya memang agak rumit. Menurut dr Aditya, seorang anak yang sulit makan dapat dilakukan pemberian makan dengan porsi kecil tetapi frekuensinya sering.
"Makanan tidak harus dalam bentuk nasi, dapat digantikan dengan pengganti nasi seperti roti, kentang atau mi, terpenting kalori yang diberikan cukup," saran dr Adit. (vit/up)











































