Bila selama ini penyakit yang banyak dibahas terkait ancaman polusi asap fokus pada paru-paru, Dr dr Ari Fahrial Syam, MMB, SpPD-KGEH, dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menemukan bahwa asap juga bisa memengaruhi sistem pencernaan seseorang. Hal tersebut ia ketahui setelah melakukan tes pada binatang dan dibuktikan juga lewat survei.
"Saya membuat tikus berada di satu ruangan sehingga kadar oksigennya rendah jadi hipoksia (kekurangan oksigen -red). Nah ternyata pada tikus-tikus tersebut setelah kita lakukan evaluasi terjadi penurunan berat badan," kata dr Ari pada acara seminar Dampak Asap Terhadap Kesehatan di RSCM, Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis (12/11/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
dr Ari menjelaskan hal tersebut bisa terjadi karena saat kekurangan oksigen nafsu makan dari tikus berkurang. Lebih jauh keadaan hipoksia membuat dinding lambung menjadi tipis dan asam lambung lebih banyak sehingga membuat rentan terkena sakit mag.
Terkait hal tersebut baru-baru ini dr Ari juga melakukan survei online terhadap 85 orang yang beberapa waktu lalu terpapar kabut asap dan sekitar 40 persen mengaku mengalami gangguan pencernaan. Bahkan sekitar 20 persen juga menyatakan mengalami penurunan badan sebesar 2-4 kilogram selama masa paparan.
"Selama ini orang kan tahunya bahwa asap itu langsung ke paru-paru, radang tenggorokkan, kemudian kulit, dan mata. Ternyata memang pada animal study yang (dulu pernah) saya kerjakan itu mengganggu lambung," kata dr Ari.
"Ini terbukti pada orang-orang tersebut yang ternyata nafsu makan turun, berat badan turun, dan juga timbul gangguan lambung," pungkasnya.
Baca juga: Dampak Paparan Asap untuk Kesehatan: Batuk Hingga Bikin Kurus (fds/vit)











































