Ragam Masalah Puskesmas di Daerah: Tak Ada Listrik Hingga Sepi Pasien

Ragam Masalah Puskesmas di Daerah: Tak Ada Listrik Hingga Sepi Pasien

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Selasa, 17 Nov 2015 15:02 WIB
Ragam Masalah Puskesmas di Daerah: Tak Ada Listrik Hingga Sepi Pasien
Ilustrasi puskesmas (Foto: AN Uyung Pramudiarja)
Jakarta - Masalah pelayanan kesehatan di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) tidaklah sedikit. Mulai dari tak ada listrik hingga pasien yang sepi menjadi hambatan.

Egi Abdul Wahid, alumni Pencerah Nusantara angkatan 1 bercerita soal kesannya bertugas selama 1 tahun di Puskesmas Ogotua, Kabupaten Toli-toli, Sulawesi Tengah. Ketika pertama kali datang, ia kaget karena puskesmas sepi pasien.

"Jadi petugas puskesmas datang jam 10. Lalu mereka main kartu hingga menjelang istirahat makan siang. Sudah selesai istirahat makan siang lalu siap-siap pulang jam 2 siang. Ketika saya tanya kenapa sudah mau pulang, dijawabnya karena memang tak ada pasien," tutur Egi, yang kini menjabat sebagai Koordinator Program Manajemen Eksternal Center for Indonesia's Strategi Development Initiatives (CISDI) dalam temu media di Galeri Nasional Indonesia, Jl Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Selasa (17/11/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah satu bulan, Egi menyadari bahwa alasan pasien puskesmas sepi adalah tidak adanya kepercayaan dari masyarakat terhadap puskesmas. Masyarakat lebih memercayai dukun tradisional sehingga tidak mau berobat ke puskesmas.

Lain masalah yang ada di Puskesmas Lindu, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Di daerah ini, listrik dan air bersih belum tersedia di puskesmas. Alhasil, alat-alat kesehatan yang tersedia tak bisa dioptimalkan karena tak bisa dijalankan.

Sementara di Puskesmas Sikakap, Kabupaten Mentawai Sumatera Barat, akses menuju puskesmas menjadi masalah. Masyarakat malas datang ke puskesmas karena jauh dan akhirnya memilih untuk tidak berobat.

Intervensi pun dilakukan tim Pencerah Nusantara. Untuk kasus Puskesmas Ogotua, misalnya, Egi dan rekan-rekannya melakukan survei terkait kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat. Setelah itu, ia melakukan edukasi dan mempromosikan bahwa pengobatan-pengobatan tersebut tersedia di puskesmas.

"Kami datang ke masyarakat, beri tahu kalau di puskesmas itu bisa berobat, alatnya ada. Misalnya yang mau cek gula darah bisa datang ke puskesmas," paparnya.

Untuk Puskesmas Lindu dan Mentawai, intervensi yang dilakukan cukup mirip. Tim Pencerah Nusantara membuka pelayanan posyandu dan mendatangi masyarakat. Selain melakukan pengobatan dan penyuluhan, juga dilakukan edukasi terkait peningkatan standar kesehatan masyarakat.

"Jadi daripada memaksa mereka untuk mengikuti program kita, lebih baik kita cari tahu yang mereka butuhkan apa, dan kita berikan. Baru setelah itu masyarakat akan percaya dengan puskesmas," pungkasnya. (mrs/vit)

Berita Terkait