"Puskesmas yang sudah diduskung oleh Pencerah Nusantara itu harusnya jadi contoh puskesmas lainnya. Minimal diadopsi oleh dinas kesehatan di kabupaten untuk puskesmas lainnya," tutur drg Kartini Rusbandi, MKes, direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan RI, dalam temu media di Galeri Nasional Indonesia, Jl Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Selasa (17/11/2015).
Baca juga: Ragam Masalah Puskesmas di Daerah: Tak Ada Listrik Hingga Sepi Pasien
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga menambahkan salah satu alasan suksesnya program Pencerah Nusantara fleksibilitas dana. Dana Pencerah Nusantara berasal dari CSR (corporate social responsibility) sehingga bisa dialokasikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
"Sementara kalau puskesmas dana BOK (bantuan operasional kesehatan ) masuknya ke pemerintah daerah. Jadi agak sulit mengeluarkannya. Ketika kita tambah dana BOK-nya, pemda malah mengurangi anggaran kesehatan. Ini kan sulit," paparnya lagi.
Terakhir, apa yang sudah dilakukan Pencerah Nusantara dalam upaya promosi kesehatan sejalan dengan misi Kemenkes. Masyarakat harus diedukai untuk mengubah pola pikir dari kuratif menjadi promotif dan preventif.
"Jangan kuratif saja, setiap sakit berobat. Yang harus dijaga adalah bagaimana yang sehat tetap sehat dan yang sehat tidak menjadi sakit. Itu yang harus diubah," pungkasnya.
Baca juga: Tiga Tahun Berkarya di Pelosok Indonesia, Ini Prestasi Pencerah Nusantara (mrs/vit)











































