Seperti dikutip dari Mayo Clinic, Rabu (18/11/2015), narkolepsi secara garis besar dapat mengakibatkan sejumlah komplikasi, di antaranya:
1. Kesalahpahaman di masyarakat
Secara individual, seorang penyandang narkolepsi akan dinilai sebagai sosok yang pemalas dan sering terlihat lesu. Apalagi bila yang bersangkutan sudah bekerja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
2. Mengurangi keintiman dengan pasangan
Rasa kantuk yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan gairah seks, hingga impotensi. Tak jarang penyandang narkolepsi tertidur saat sedang berhubungan seksual.
Di sisi lain, emosi yang berlebihan justru memicu gejala narkolepsi yang lain, yaitu katapleksi atau pelemahan otot. Akibatnya, orang-orang semacam ini kemudian cenderung menarik diri dari lingkungan sosial, bahkan lama-kelamaan bisa berujung pada gangguan psikososial.
Baca juga: Narkolepsi atau 'Tukang Tidur'? Begini Bedanya
3. Membahayakan diri
Bila sudah akut, serangan kantuk yang tidak kenal waktu dan tempat dapat membahayakan fisik penyandang narkolepsi.
Dikatakan dr Roslan Yusni Al Imam Hasan, SpBS dari Mayapada Hospital, narkolepsi sejatinya tidak memberikan dampak yang berarti bagi penyandangnya.
"Kecuali kalau sampai pada tahapan mengganggu, misal naik motor trus ngantuk dan jatuh, itu kan bahaya. Makanya harus didampingi," jelasnya dalam perbincangan dengan detikHealth.
4. Obesitas
Penyandang narkolepsi rata-rata juga mengalami obesitas. Penambahan berat badan ini bisa dikaitkan dengan efek samping obat-obatan yang harus dikonsumsi si pasien, meningkatnya gaya hidup sedenter, perilaku rakus makan yang muncul karena kurang tidur, berkurangnya zat hipokretin pengatur siklus tidur di otak, atau bahkan kombinasi antara faktor-faktor ini.
Baca juga: Kurang Dikenal, Pasien Narkolepsi di Indonesia Tidak 'Terjamah'
(lll/vit)











































