Gejala Hipogonadisme: Gairah Seks Pria Menurun Hingga Cepat Lelah

Gejala Hipogonadisme: Gairah Seks Pria Menurun Hingga Cepat Lelah

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Kamis, 19 Nov 2015 14:36 WIB
Gejala Hipogonadisme: Gairah Seks Pria Menurun Hingga Cepat Lelah
Foto: Thinkstock
Jakarta - Hipogonadisme atau kondisi saat pria kekurangan testosteron bisa menimbulkan beberapa gejala, baik yang berkaitan dengan fungsi seksual si pria ataupun perubahan fisik lainnya.

dr Nugroho Setiawan SpAnd dari RSUP Fatmawati mengatakan, hipogonadisme ditandai dengan penurunan libido atau dorongan seksual. Misalnya saja frekuensi bercinta yang menurun. Kemudian pria mengalami disfungsi ereksi.

"Disfungsi ereksi yakni pria tidak bisa mengadakan dan mempertahankan ereksi yang keras untuk melakukan hubungan seks yang memuaskan. Nah, fekuensi ereksi yang menurun pastinya akan memengaruhi kemampuan ereksi," kata dr Nugroho Bayer Media Edukasi 'Bahaya Hipogonadisme bagi Kesehatan Pria' di Doubletree Hotel, Cikini, Jakarta, Kamis (19/11/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gejala lain yang muncul yaitu penurunan massa otot, penurunan bone mineral density sehingga risiko patah tulang meningkat, kemudian pria menjadi sulit konsentrasi dan cepat lelah. Tak hanya itu, hipogonadisme juga ditandai dengan daya tahan tubuh yang menurun.

Baca juga: Kenali Hipogonadisme, Kondisi yang Bikin Pria Kekurangan Testosteron

Gejala lainnya yakni peningkatan massa lemak terutama di area perut sehingga menyebabkan obesitas sentral. Lalu, gangguan mood dan depresi. Pada anak-anak, hipogonadisme bisa ditandai dengan gejala mikropenis. dr Nugroho mengingatkan tanda fisik hipogonadisme sering tidak kelihatan tapi mungkin bisa berupa kondisi yang lain.

"Di antaranya massa otot kurang, ginekomastia yaitu pembesaran payudara, rambut rontok termasuk pada bagian tubuh lain, obesitas, testis normal tapi kadang kecil. Sehingga, disebut pula hipogonadisme memiliki silent symptom seperti pada hipertensi atau diabetes," tutur dr Nugroho.

Ia mengingatkan secara alami testosteron akan menurun seiring bertambahnya usia. Penyakit penyerta ditambah gaya hidup yang tidak baik juga bisa memicu kekurangan testosteron. dr Nugroho menambahkan, efek metabolik juga bisa terjadi akibat kekurangan testosteron yakni kadar lemak meningkat sehingga kolesterol HDL turun dan kolesterol LDL naik. Akibatnya, akan ada risiko gangguan pembuluh darah. Juga gangguan metabolisme gula yang berakibat pada diabetes tipe 2, peningkatan risiko osteoporosis, dan penurunan volume sel darah merah hingga kadar hemoglobin turun.

"Untuk mengatasinya, kita cari sebabnya apa, baru diatasi. Kalau memang testosteronnya kurang, kita tambahkan dari luar dengan terapi sulih testosteron melalui injeksi testosteron intramuskular. Ini dengan evaluasi supaya masuk dosis normal fisiologi," kata dr Nugroho.

Baca juga: Pasangan Sering Malas Bercinta, Tanda Libidonya Rendah?

(rdn/vit)

Berita Terkait