4 Hal yang Harus Dilakukan Saat Kerabat Mengalami Sakit Mental

4 Hal yang Harus Dilakukan Saat Kerabat Mengalami Sakit Mental

Firdaus Anwar - detikHealth
Jumat, 27 Nov 2015 10:02 WIB
4 Hal yang Harus Dilakukan Saat Kerabat Mengalami Sakit Mental
ilustrasi pasien gangguan jiwa (Foto: Rachman Haryanto)
Jakarta - World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa masalah penyakit mental sering terlewati dan oleh sebab itu angka kematian akibat bunuh diri meningkat. Setiap tahun setidaknya ada 800 ribu orang di dunia bunuh diri yang artinya tiap 40 detik satu orang pada suatu tempat di dunia meninggal.

Untuk mencegah hal tersebut penanganan yang tepat diperlukan oleh pengidap. Masalahnya masih banyak diskriminasi terkait penyakit mental sehingga orang-orang enggan mengakuinya.

Dikutip dari BBC pada Jumat (27/11/2015), untuk membantu mereka yang punya masalah mental ada hal-hal yang bisa dilakukan:

1. Bicara dengannya

Foto: Rachman Haryanto
Tak perlu bicara langsung bertanya ada masalah apa. Menurut Stephen Buckley dari Mind apa yang perlu dibicarakan adalah percakapan sehari-hari saja yang umum.

Orang seringkali khawatir dan langsung berusaha menguak masalah apa yang sedang dihadapi oleh sang pengidap. Namun sebetulnya cukup menjadi teman yang setia adalah langkah sederhana yang membantu.

"Buat seperti percakapan sehari-hari. Bertanya tentang kesehatan mental bukan cara yang tepat untuk memicu diskusi. Cukup tunjukkan saja kepada pengidap bahwa Anda peduli dan ada disampingnya," kata Buckley.

2. Jangan diagnosis sendiri

Foto: Rachman Haryanto
Ketika pengidap alami berbagai gejala, Anda mungkin akan tergoda untuk mencari informasi di internet dan menemukan penyakit yang sesuai dengan gejala yang ditunjukkan.

Bila demikian Buckley menyarankan agar jangan mengambil kesimpulan sendiri dan memberitakannya kepada sang pengidap.

"Orang yang Anda khawatirkan itu tahu bahwa dirinya tak sehat. Mereka tak membutuhkan orang lain untuk menunjukkan ada sesuatu yang salah atau membuatnya merasa lebih buruk," kata Buckley.

3. Temui dokter

Foto: Thinkstock
Dokter umum bisa memberikan terapi bila gejalanya ringan atau saran rujukan ke spesialis bila memang penyakit tak bisa ditangani.

Ingat bahwa menemui dokter atau pergi ke klinik untuk masalah kejiwaan bukan lah sesuatu yang memalukan. Temani pengidap di sepanjang jalan dan jangan buat ia merasa melalui sesuatu yang mengerikan.

4. Jangan menyerah

Foto: Aun Raza
Tak semua orang akan membuka tangannya terhadap bantuan yang diberikan, namun demikian bukan berarti itu tandanya Anda harus berhenti membantu.

Jika pengidap tak ingin ada orang di sekitarnya maka beri jarak, jika pengidap tak ingin pergi ke dokter atau rumah sakit maka jangan paksakan. Hal-hal tersebut harus dilakukan dengan sepertujuan pengidap.

Tetap temani pengidap dan bila keadaan memuncak seperti ia ingin bunuh diri atau melukai dirinya, baru lakukan intervensi.
Halaman 2 dari 5
Tak perlu bicara langsung bertanya ada masalah apa. Menurut Stephen Buckley dari Mind apa yang perlu dibicarakan adalah percakapan sehari-hari saja yang umum.

Orang seringkali khawatir dan langsung berusaha menguak masalah apa yang sedang dihadapi oleh sang pengidap. Namun sebetulnya cukup menjadi teman yang setia adalah langkah sederhana yang membantu.

"Buat seperti percakapan sehari-hari. Bertanya tentang kesehatan mental bukan cara yang tepat untuk memicu diskusi. Cukup tunjukkan saja kepada pengidap bahwa Anda peduli dan ada disampingnya," kata Buckley.

Ketika pengidap alami berbagai gejala, Anda mungkin akan tergoda untuk mencari informasi di internet dan menemukan penyakit yang sesuai dengan gejala yang ditunjukkan.

Bila demikian Buckley menyarankan agar jangan mengambil kesimpulan sendiri dan memberitakannya kepada sang pengidap.

"Orang yang Anda khawatirkan itu tahu bahwa dirinya tak sehat. Mereka tak membutuhkan orang lain untuk menunjukkan ada sesuatu yang salah atau membuatnya merasa lebih buruk," kata Buckley.

Dokter umum bisa memberikan terapi bila gejalanya ringan atau saran rujukan ke spesialis bila memang penyakit tak bisa ditangani.

Ingat bahwa menemui dokter atau pergi ke klinik untuk masalah kejiwaan bukan lah sesuatu yang memalukan. Temani pengidap di sepanjang jalan dan jangan buat ia merasa melalui sesuatu yang mengerikan.

Tak semua orang akan membuka tangannya terhadap bantuan yang diberikan, namun demikian bukan berarti itu tandanya Anda harus berhenti membantu.

Jika pengidap tak ingin ada orang di sekitarnya maka beri jarak, jika pengidap tak ingin pergi ke dokter atau rumah sakit maka jangan paksakan. Hal-hal tersebut harus dilakukan dengan sepertujuan pengidap.

Tetap temani pengidap dan bila keadaan memuncak seperti ia ingin bunuh diri atau melukai dirinya, baru lakukan intervensi.

(fds/vit)

Berita Terkait