Duka di Penghujung 2015, Sisi Kelam Perjuangan Para Bidan di Pedalaman

Duka di Penghujung 2015, Sisi Kelam Perjuangan Para Bidan di Pedalaman

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Selasa, 01 Des 2015 20:03 WIB
Duka di Penghujung 2015, Sisi Kelam Perjuangan Para Bidan di Pedalaman
Foto: facebook
Jakarta - Sepanjang bulan November 2015, sedikitnya 2 bidan meninggal dan 1 cedera saat menjalankan tugasnya di pedalaman. Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menyatakan duka yang mendalam.

Diawali dengan meninggalnya Anik Setya Indah, seorang bidan di Desa Darit, Kecamatan Manyuke, Landak, Kalimantan Barat. Sebelum meninggal pada 20 November, Bidan Anik sempat menolong 2 ibu melahirkan. Dalam kondisi hamil 8 bulan, Bidan Anik tetap mendatangi pasien dengan sepeda motor.

Dua pasien dan bayinya selamat, namun sayang Bidan Anik justru mengalami nyeri hebat dan perdarahan. Ia mengalami solusio placenta atau lepasnya plasenta dari dinding rahim. RS Pontianak berjarak 4-5 jam perjalanan, dan akhirnya Bidan Anik tidak terselamatkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Alami Kecelakaan Laut Saat Rujuk Pasien, Bidan Endah Meninggal dalam Tugas



Tragedi berikutnya menimpa Dwi Endah Prihatiningsih, seorang bidan PTT (Pegawai Tidak Tetap) di Papua. Bidan Endah meninggal akibat kecelakaan saat sedang merujuk pasien ke Ibu Kota Distrik Bofuwer dengan menggunakan long boat.

Kondisi gelap pada malam hari memicu terjadinya tabrakan dengan long boat milik masyarakat. Bidan Endah ditemukan terapung, lalu meninggal saat dievakuasi ke Kaimana yang berjarak 120 km. Rekan sejawatnya, Bidan Mahyaya Renwarin kini dirawat karena cedera patah kaki.



Selain menyampaikan duka mendalam, IBI menekankan kurangnya perhatian pemerintah terhadap profesi bidan dan masyarakat. Minimnya fasilitas di pedalaman dan buruknya sistem rujukan telah menewaskan para 'pahlawan kesehatan'.

"Kematian bidan Anik adalah salah satu kasus yang dapat dicegah, namun karena fasilitas yang tidak memadai maka nyawa bidan Anik tidak dapat tertolong. Serta akses yang sangat buruk dalam sistem rujukan, yang akhirnya mencelakai bidan Dwi Endah dan Mahyaya Renwarin," tulis IBI dalam rilisnya, seperti dikutip pada Selasa (1/12/2015).

Selamat jalan para 'pahlawan kesehatan', pengabdianmu akan selalu dikenang.

Baca juga: Banjir Simpati untuk Bidan Anik yang Meninggal Saat Bertugas di Pedalaman (up/lll)

Berita Terkait