"Kita khawatir wabah, tapi hasil tes semua negatif. Yang positif difteria pertusis yang memicu komplikasi infeksi paru-paru pneumonia," kata Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, dalam temu media di kantornya, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (11/11/2015).
Menkes Nila menyebut, hasil investigasi memastikan jumlah kematian akibat pneumonia sebanyak 35 kasus pada balita dan 3 kasus dewasa. Hasil pemeriksaan dan pengobatan juga menunjukkan, 90 persen warga menderita ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu kondisi yang dikaitkan dengan tingginya infeksi pernapasan adalah tempat tinggal atau honai. Berukuran sangat kecil, honai juga tidak mempunyai ventilasi. Saat cuaca dingin, warga menyalakan api untuk menghangatkan diri.
"Selain itu airnya juga sangat kotor. Kita ada foto-fotonya, dan mereka meminum air tersebut tanpa dimasak," kata Menkes Nila.
Saat ini, Kementerian Kesehatan telah menyalurkan bantuan obat dan makanan tambahan. Namun kondisi medan yang ekstrem lagi-lagi membuat distribusinya terhambat. Bahkan pada kondisi cuaca buruk, helikopter tidak mampu menjangkau lokasi.
Baca juga: Tim Kemenkes: Penduduk Tinggal Menyatu dengan Babi dan Gunakan Air Mentah
(up/vit)











































