Kehilangan Kaki Kiri karena Osteosarkoma Tak Halangi Remaja Ini Jadi Atlet

Kehilangan Kaki Kiri karena Osteosarkoma Tak Halangi Remaja Ini Jadi Atlet

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Kamis, 17 Des 2015 12:24 WIB
Kehilangan Kaki Kiri karena Osteosarkoma Tak Halangi Remaja Ini Jadi Atlet
Foto: Sean Dever
Florida - Sejak kecil, Sean Dever (19) sudah hobi olahraga. Saat berusia 11 tahun, Sean tersandung kemudian kakinya pincang. Sang ibu pun segera membawanya ke RS. Setelah menjalani MRI, tepatnya pada tanggal 11 Juli 2007, Sean didiagnosis osteosarkoma.

Osteosarkoma, jenis kanker tulang langka yang sering terjadi pada anak dan remaja ditemukan di tulang paha kiri Sean. Sebulan setelah didiagnosis, Sean menjalani kemoterapi hingga ia harus masuk-keluar RS selama tiga bulan. Setelah dikemoterapi, Sean harus menjalani operasi.

Ada tiga pilihan yang diberikan dokter kala itu. Pertama, dokter akan mengamputasi kaki bagian bawah dan 'menyelamatkan' kaki bagian atas Sean hingga ia harus menggunakan lutut buatan. Tapi, Sean menolaknya karena lutut buatan amat rapuh. Sehingga, bukan tak mungkin aktivitas fisik Sean bisa terbatas. Belum lagi akan makin banyak operasi yang harus dilakukannya seiring dengan masa pertumbuhannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pilihan kedua yakni dokter mengamputasi seluruh kaki saya dan saya akan menggunakan kaki palsu. Tapi, saya lebih tertarik dengan pilihan ketiga berupa rotationplasty yang menurut dokter paling memungkinkan saya untuk bermobilisasi," tutur Sean kepada CBS News dan dikutip pada Kamis (17/12/2015).

Dengan rotationplasty, bagian kaki Sean yang terkena kanker akan diangkat kemudian bagian bawah kakinya diputar 180 derajat lalu ditempelkan kembali. Sehingga, pergelangan kaki Sean bisa berfungsi seperti sendi lutut. Menurut dokter bedah yang menangani Sean, Mark Scarborough, rotationplasty memang pilihan yang tepat bagi Sean.

Baca juga: Kisah Idfi, Tetap Tegar Meski Kehilangan Kaki Kanannya karena Osteosarkoma

Apalagi, mengingat remaja lelaki itu memang cinta dengan olahraga. Meskipun penampilannya bisa terlihat ekstrem, Sean tak memusingkannya karena menurut dia, yang terpenting adalah bisa kembali ke lapangan. Di bulan Oktober 2007, Sean menjalani rotationplasty dan dua bulan setelahnya dia mendapat kaki prostetik.

"Di bulan Maret 2008, selesai kemoterapi, saat saya berumur 12 tahun, saya didiagnosis kanker lagi sehingga harus menjalani operasi besar dan enam bulan kemoterapi. Tapi setelah itu, saya mulai pulih karena tes pasca operasi menunjukkan bahwa kanker saya sudah hilang," katanya.

Beberapa bulan sesudahnya, Sean sudah bisa bermain basket dan sepak bola. Meskipun, orang tuanya Mary Beth dan John sempat ketar-ketir melihat aksi putranya di lapangan. Tapi, Sean membuktikan bahwa ia bisa. Prestasi Sean di bidang olahraga membuat ia mendapat beasiswa di Young Harris College, Georgia. Kini, Sean juga bergabung dengan organisasi nirlaba CURE Childhood Cancer untuk membantu anak-anak yang mendapat rotationplasty melakukan latihan fisik.

"Saya tidak ingin dipuji. Tapi jika dengan kondisi saya saat ini saya bisa menjadi inspirasi untuk orang lain, itu sangat menyenangkan. Apalagi, saya sudah bebas dari kanker meski saat ini saya masih rutin cek ke dokter," tutup Sean.

Baca juga: Kaki Diabetik Tak Harus Amputasi Bila Penyakit Pembuluh Darahnya Diobati

(rdn/vit)

Berita Terkait