Berbicara tentang peradangan, biasanya yang terpikir adalah demam, pembengkakan dan ruam kemerahan. Tapi, penelitian menilai bahwa peradangan adahal hal yang baik karena dapat membantu tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri dengan menyerang mikroba. Namun, jika respons inflamasi terhadap infeksi atau cedera terlalu kuat atau sembarangan, peradangan dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang parah.
Para ilmuwan telah lama mencoba menemukan bahwa sel-sel lemak sangat mahir memproduksi zat yang dapat menyebabkan peradangan, tetapi dalam waktu bersamaan sel-sel lemak juga dapat menghasilkan zat inflamasi dalam jumlah besar yang diperlukan untuk melawan kuman. Studi sebelumnya menemukan bahwa obesitas pada manusia dan hewan dapat menyebabkan peningkatan kadar peradangan di seluruh tubuh dan respons imun lemah terhadap infeksi atau penyakit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Mau Olahraga Pagi atau Sore? Ini 5 Hal yang Perlu Dipertimbangkan
Untuk kebutuhan penelitian, peneliti mengumpulkan 28 ekor tikus laboratorium dengan berat tubuh rata-rata. Kemudian, darah dan sel tikur tersebut diuji sebagai penanda peradangan dan sel-sel kekebalan lainnya. Setengah dari jumlah tikus-tikus ini lalu diberi latihan fisik seperti mendayung di sekitar kolam warmish selama 10 menit selama 5 hari dalam seminggu dan berlangsung selama 3 minggu. Latihan ini dinilai setara dengan joging selama 30 menit atau lebih untuk manusia. Sedangkan tikus-tikus sisanya dibiarkan tidak melakukan apa-apa.
"Seperti yang diharapkan, setelah tiga minggu, tikus-tikus yang berolahraga menunjukkan peningkatan peradangan terutama pada otot mereka sebagai bentuk tubuh mereka bekerja untuk menyembuhkan kerusakan jaringan yang terjadi selama olahraga teratur. Sel-sel lemak mereka juga menyusut drastis," tutur salah satu peneliti dalam laporannya, dikutip dari NY Times pada Kamis (17/12/2015).
Setelah tiga minggu dilakukan uji respons kekebalan tubuh pada dua kelompok tikus yang aktif dan tidak aktif. Mereka diinokulasi dengan kuman Staphylococcus, yaitu kuman yang menyebabkan infeksi kulit dan masalah paru-paru serius menyerupai pneumonia.
Peneliti mengatakan, perbedaan kekebalan tubuh tikus-tikus terlihat jelas di mana tikus aktif yang terinfeksi tidak menjadi sakit seperti tikus tidak aktif yang terinfeksi. Tikus yang berolahraga juga mengalami kerusakan paru-paru jauh lebih sedikit.
"Olahraga tampaknya memiliki dua efek, yang pertama mengurangi kegemukan. Pada saat yang sama, olahraga juga menyebabkan sejumlah kecil kerusakan jaringan terus menerus dan peradangan. Sistem kekebalan tubuh dikembangkan dan menghasilkan peradangan yang dapat membunuh kuman," jelas Yoonkyung Park, seorang profesor ilmu biomedis di Chosun University.
Dr Park percaya bahwa efek jangka panjang dari berolahraga teratur dapat meningkatkan mekanisme pertahanan kekebalan tubuh termasuk infeksi virus seperti pilek dan flu.
Baca juga: Waspadai, Ini Dia Penyakit-Penyakit yang Mengintai di Musim Pancaroba (rdn/fds)











































