Wow, Orang-orang Ini Dibedah Tanpa Bius dan Tetap Bisa Melakukan Sesuatu

Wow, Orang-orang Ini Dibedah Tanpa Bius dan Tetap Bisa Melakukan Sesuatu

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Jumat, 18 Des 2015 13:34 WIB
Wow, Orang-orang Ini Dibedah Tanpa Bius dan Tetap Bisa Melakukan Sesuatu
Foto: thinkstock
Jakarta - Hampir semua jenis tindakan pembedahan selalu membutuhkan anestesi atau obat bius untuk membuat pasiennya tak sadarkan diri.

Namun dalam operasi-operasi ini, pasiennya justru sengaja dibiarkan tersadar sepanjang operasi berlangsung lho. Penasaran mengapa mereka dibiarkan begitu dan siapa saja mereka? Simak paparannya seperti dirangkum detikHealth, Jumat (18/12/2015).

Baca juga: Dengar Musik Klasik Perkuat Jantung Hasil Transplantasi

1. Brad Carter

Foto: UCLA Health
Untuk meredakan Parkinson yang menyerangnya, dokter menyarankan agar alat pacu khusus ditanam di otak Brad Carter. Prosedur ini dilangsungkan pada bulan Mei 2013 lalu.

Jadi setelah kulit kepalanya diiris dan tengkoraknya dibor, tim dokter mulai bersiap menanam alat pacu tersebut, dan membangunkan Brad. Pria berumur 39 tahun ini kemudian diminta membawakan lagu dengan memainkan gitarnya.

Untuk mengetahui apakah penempatan alat pacu sudah benar, ahli bedah memberikan rangsangan pada otak Carter. Hasilnya, dokter melihat tremor yang dialami Carter sudah mulai menunjukkan perbaikan. Saat operasi mendekati akhir, Carter sekali memainkan gitarnya. Dan pada pukul 12:45, operasinya selesai.

2. Naomi Elishuv

Foto: Metro.co.uk
Naomi Elishuv dipaksa berhenti bermain biola karena mengidap sebuah penyakit saraf yang membuatnya tremor atau gemetaran. Namun beberapa tahun kemudian, ia baru mendapatkan penanganan yang tepat.

Adalah tim dokter dari Tel Aviv Sourasky Medical Center menyarankan untuk melakukan 'deep brain stimulation', di mana elektroda diletakkan di bagian otak Naomi yang bertanggung jawab terhadap munculnya tremor tersebut.

Menariknya wanita yang pernah tergabung dalam Lithuanian National Symphony Orchestra itu diminta bermain biola selama prosedur berlangsung agar tim bedah dapat memastikan mereka telah meletakkan elektroda tadi ke posisi yang benar di otaknya.

3. Anthony Kulkamp Dias

Foto: Daily Mail
Juni lalu, Anthony Kulkamp Dias menjalani operasi untuk mengangkat tumor di otaknya di Nossa Senhora de Conceicao Hospital di bagian selatan Santa Catarina, Brazil. Uniknya, pria itu diminta memainkan beberapa lagu di hadapan tim medis.

Hal itu sengaja dilakukan supaya dokter bisa menghindari cedera pada daerah otak yang mengontrol sistem indera, gerak, dan ucapannya. Kebetulan tumor Anthony memang ditemukan di dekat bagian tersebut.

Selama operasi, total ada enam lagu yang dibawakan Anthony dengan iringan gitar. Namun, pria yang bekerja di bank itu mengaku sempat harus beristirahat karena tangan kanannya terasa lemas. Hal ini terjadi karena kebetulan dokter melakukan tindakan pada area otak di sebelah kanannya.

Untungnya operasi berjalan dengan lancar.

4. Ambroz Bajec-Lapajne

Foto: YouTube
Tak ingin kehilangan kemampuannya bernyanyi tenor, Ambroz Bajec-Lapajne diperbolehkan melantunkan suaranya saat otaknya tengah dibedah. Ambroz yang malang rupanya mengidap Glioblastoma multiforme (GMB), salah satu jenis tumor otak yang paling agresif, sehingga harus segera dibedah.

Dengan membuat Ambroz tetap terjaga, mereka dapat terus memantau kemampuan otak pasien untuk memvokalisasi perubahan nada saat ia bernyanyi.

Di pertengahan prosedur, Ambroz sempat kehilangan fokus. Terlihat suaranya ikut melemah dan wajahnya tampak melorot. Tak sampai dua menit, Ambroz sudah bisa kembali fokus. Dan yang terpenting operasi berjalan sukses.

5. Seorang pria di China

Foto: thinkstock
Seorang pria di China sengaja dibuat sadar selama ia menjalani operasi untuk mengangkat tumor di otaknya. Selama operasi berlangsung, si pasien diminta membaca berita-berita dari tablet PC yang disediakan, termasuk membaca puisi dan mengecek harga saham kala itu.

Dalam rekaman operasi yang disiarkan Shenzen TV tersebut, bahkan terlihat sesekali si pasien bercakap-cakap dengan dokter yang mengoperasinya.

Dokter sengaja membuatnya terus tersadar selama operasi karena tumor pria berumur 47 tahun ini berada di area Broca, bagian otak yang berhubungan dengan kemampuan bicara. "ntuk itu, kami ingin membuat ia tetap terjaga dan terus berbicara supaya kami memastikan tidak merusak area tersebut," jelas salah satu tim bedah.

6. Carlos Aguilera

Foto: Mirror
Bolak-balik merasa pening, dokter akhirnya menemukan tumor di otak Carlos Aguilera (27). Namun untuk memastikan kemampuan bermusiknya tidak hilang, selama operasi Carlos dibiarkan terjaga tanpa obat bius.

Bahkan ia juga diminta membaca kertas musik, lalu memainkan instrumen yang dikuasainya selama ini yaitu saksofon. 12 jam kemudian, operasi yang baru digelar Oktober lalu ini pun dinyatakan selesai, dengan tumor di otak Carlos terangkat sepenuhnya.
Halaman 2 dari 7
Untuk meredakan Parkinson yang menyerangnya, dokter menyarankan agar alat pacu khusus ditanam di otak Brad Carter. Prosedur ini dilangsungkan pada bulan Mei 2013 lalu.

Jadi setelah kulit kepalanya diiris dan tengkoraknya dibor, tim dokter mulai bersiap menanam alat pacu tersebut, dan membangunkan Brad. Pria berumur 39 tahun ini kemudian diminta membawakan lagu dengan memainkan gitarnya.

Untuk mengetahui apakah penempatan alat pacu sudah benar, ahli bedah memberikan rangsangan pada otak Carter. Hasilnya, dokter melihat tremor yang dialami Carter sudah mulai menunjukkan perbaikan. Saat operasi mendekati akhir, Carter sekali memainkan gitarnya. Dan pada pukul 12:45, operasinya selesai.

Naomi Elishuv dipaksa berhenti bermain biola karena mengidap sebuah penyakit saraf yang membuatnya tremor atau gemetaran. Namun beberapa tahun kemudian, ia baru mendapatkan penanganan yang tepat.

Adalah tim dokter dari Tel Aviv Sourasky Medical Center menyarankan untuk melakukan 'deep brain stimulation', di mana elektroda diletakkan di bagian otak Naomi yang bertanggung jawab terhadap munculnya tremor tersebut.

Menariknya wanita yang pernah tergabung dalam Lithuanian National Symphony Orchestra itu diminta bermain biola selama prosedur berlangsung agar tim bedah dapat memastikan mereka telah meletakkan elektroda tadi ke posisi yang benar di otaknya.

Juni lalu, Anthony Kulkamp Dias menjalani operasi untuk mengangkat tumor di otaknya di Nossa Senhora de Conceicao Hospital di bagian selatan Santa Catarina, Brazil. Uniknya, pria itu diminta memainkan beberapa lagu di hadapan tim medis.

Hal itu sengaja dilakukan supaya dokter bisa menghindari cedera pada daerah otak yang mengontrol sistem indera, gerak, dan ucapannya. Kebetulan tumor Anthony memang ditemukan di dekat bagian tersebut.

Selama operasi, total ada enam lagu yang dibawakan Anthony dengan iringan gitar. Namun, pria yang bekerja di bank itu mengaku sempat harus beristirahat karena tangan kanannya terasa lemas. Hal ini terjadi karena kebetulan dokter melakukan tindakan pada area otak di sebelah kanannya.

Untungnya operasi berjalan dengan lancar.

Tak ingin kehilangan kemampuannya bernyanyi tenor, Ambroz Bajec-Lapajne diperbolehkan melantunkan suaranya saat otaknya tengah dibedah. Ambroz yang malang rupanya mengidap Glioblastoma multiforme (GMB), salah satu jenis tumor otak yang paling agresif, sehingga harus segera dibedah.

Dengan membuat Ambroz tetap terjaga, mereka dapat terus memantau kemampuan otak pasien untuk memvokalisasi perubahan nada saat ia bernyanyi.

Di pertengahan prosedur, Ambroz sempat kehilangan fokus. Terlihat suaranya ikut melemah dan wajahnya tampak melorot. Tak sampai dua menit, Ambroz sudah bisa kembali fokus. Dan yang terpenting operasi berjalan sukses.

Seorang pria di China sengaja dibuat sadar selama ia menjalani operasi untuk mengangkat tumor di otaknya. Selama operasi berlangsung, si pasien diminta membaca berita-berita dari tablet PC yang disediakan, termasuk membaca puisi dan mengecek harga saham kala itu.

Dalam rekaman operasi yang disiarkan Shenzen TV tersebut, bahkan terlihat sesekali si pasien bercakap-cakap dengan dokter yang mengoperasinya.

Dokter sengaja membuatnya terus tersadar selama operasi karena tumor pria berumur 47 tahun ini berada di area Broca, bagian otak yang berhubungan dengan kemampuan bicara. "ntuk itu, kami ingin membuat ia tetap terjaga dan terus berbicara supaya kami memastikan tidak merusak area tersebut," jelas salah satu tim bedah.

Bolak-balik merasa pening, dokter akhirnya menemukan tumor di otak Carlos Aguilera (27). Namun untuk memastikan kemampuan bermusiknya tidak hilang, selama operasi Carlos dibiarkan terjaga tanpa obat bius.

Bahkan ia juga diminta membaca kertas musik, lalu memainkan instrumen yang dikuasainya selama ini yaitu saksofon. 12 jam kemudian, operasi yang baru digelar Oktober lalu ini pun dinyatakan selesai, dengan tumor di otak Carlos terangkat sepenuhnya.

(lll/vit)

Berita Terkait