Jakarta -
Dibandingkan dengan lari di lintasan, lari di atas treadmill sering dianggap kurang menantang. Kadang, anggapan ini dijadikan pembenaran untuk tidak olahraga sama sekali.
Selama dilakukan dengan maksimal, lari tetaplah lari. Bukan hanya otot kaki, melainkan hampir semua kelompok otot ikut bergerak saat berlari. Tidak banyak bedanya antara lari di lintasan atau bukan, bahkan lari di treadmill punya beberapa kelebihan.
Beberapa kelebihan lari di treadmill adalah sebagai berikut, seperti dirangkum dari berbagai sumber pada Jumat (18/12/2015).
1. Lebih ramah bagi persendian
Foto: thinkstock
|
Permukaan treadmill adalah sabuk karet yang kadang-kadang dilengkapi peredam benturan. Hentakan kaki saat menyentuhnya tidak sekeras saat berlari lintasan keras. Bagi persendian, kondisi ini jelas lebih menguntungkan karena minim risiko cedera.
2. Bisa berhenti kapan saja
Foto: Thinkstock
|
Saat berlari di lintasan, mau tidak mau harus memperhitungkan rute pulang. Selalu harus menyisakan tenaga untuk minimal berjalan kaki menuju titik awal. Lain halnya dengan treadmill, kapanpun mau berhenti posisinya tetap di situ-situ saja.
3. Lari lebih kencang
Foto: Thinkstock
|
Percaya atau tidak, kecepatan lari di atas treadmill cenderung lebih cepat dibandingkan saat lari di lintasan. Selain karena mood lebih mudah dikondisikan, lari di atas treadmill juga terbantu oleh cara kerja alat. Bukan orangnya yang maju, melainkan sabuknya yang berputar ke belakang. Bukankah jadi lebih ringan? Benar, tetapi kadang sedikit bantuan dibutuhkan untuk membangun rasa percaya diri dan motivasi.
4. Tidak mudah bosan
Foto: Thinkstock
|
Lari di lintasan memang menawarkan lebih banyak pemandangan. Namun setelah 2-3 kali dilintasi, lama-lama bisa bosan juga. Di atas treadmill, seseorang bisa berlari sambil menonton televisi. Siaran olahraga yang seru bisa mengalihkan perhatian dari rasa letih, sehingga olahraga lebih maksimal.
5. Tidak perlu malu
Foto: thinkstock
|
Banyak alasan untuk malu saat lari di lintasan, terutama yang banyak dipakai orang untuk lari bersama-sama. Beberapa orang memang suka pamer alat, running shoes terbaru, dan juga aksesoris lari. Menyangkut performa, tentu ada satu-dua yang kemampuannya sejajar dengan atlet. Untuk santai-santai, tentu canggung bukan? Di atas treadmill, tidak ada yang peduli dengan semua itu.
Permukaan treadmill adalah sabuk karet yang kadang-kadang dilengkapi peredam benturan. Hentakan kaki saat menyentuhnya tidak sekeras saat berlari lintasan keras. Bagi persendian, kondisi ini jelas lebih menguntungkan karena minim risiko cedera.
Saat berlari di lintasan, mau tidak mau harus memperhitungkan rute pulang. Selalu harus menyisakan tenaga untuk minimal berjalan kaki menuju titik awal. Lain halnya dengan treadmill, kapanpun mau berhenti posisinya tetap di situ-situ saja.
Percaya atau tidak, kecepatan lari di atas treadmill cenderung lebih cepat dibandingkan saat lari di lintasan. Selain karena mood lebih mudah dikondisikan, lari di atas treadmill juga terbantu oleh cara kerja alat. Bukan orangnya yang maju, melainkan sabuknya yang berputar ke belakang. Bukankah jadi lebih ringan? Benar, tetapi kadang sedikit bantuan dibutuhkan untuk membangun rasa percaya diri dan motivasi.
Lari di lintasan memang menawarkan lebih banyak pemandangan. Namun setelah 2-3 kali dilintasi, lama-lama bisa bosan juga. Di atas treadmill, seseorang bisa berlari sambil menonton televisi. Siaran olahraga yang seru bisa mengalihkan perhatian dari rasa letih, sehingga olahraga lebih maksimal.
Banyak alasan untuk malu saat lari di lintasan, terutama yang banyak dipakai orang untuk lari bersama-sama. Beberapa orang memang suka pamer alat, running shoes terbaru, dan juga aksesoris lari. Menyangkut performa, tentu ada satu-dua yang kemampuannya sejajar dengan atlet. Untuk santai-santai, tentu canggung bukan? Di atas treadmill, tidak ada yang peduli dengan semua itu.
(up/vit)