Takut Hingga Masalah Biaya Ditengarai Bikin Orang Enggan Skrining Kanker

Takut Hingga Masalah Biaya Ditengarai Bikin Orang Enggan Skrining Kanker

Firdaus Anwar - detikHealth
Jumat, 18 Des 2015 15:05 WIB
Takut Hingga Masalah Biaya Ditengarai Bikin Orang Enggan Skrining Kanker
Foto: thinkstock
Jakarta - Deteksi dini penting untuk penyakit kanker karena semakin cepat diobati maka semakin besar peluang sembuhnya. Namun demikian data menunjukkan masih sedikit masyarakat yang datang untuk melakukan pemeriksaan kanker.

dr Hardina Sabrida, MARS, dari Instalasi Deteksi Dini Rumah Sakit Kanker Dharmais mengatakan sepanjang tahun 2014 baru ada 3.717 orang yang datang untuk deteksi dini. Jumlah tersebut menurutnya masih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah penduduk.

"3.717 Ya masih sedikitlah, artinya banyak yang lari keluar. Yang 3.000-an sudah mulai banyak dari daerah, kadang ada yang khusus datang untuk medchek ke RS Dharmais," kata dr Hardina saat ditemui pada Jumat (18/12/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

dr Hardina mengatakan penyebab masih sedikitnya masyarakat yang melakukan deteksi dini bisa karena berbagai hal mulai dari biaya, rasa takut, sampai kurangnya sarana dan tenaga ahli. Faktor biaya terutama disebut dr Hardina jadi alasan besar.

Baca juga: Obat Tidak Ditanggung BPJS, Penyandang Kanker Bisa Minta Bantuan ke YKI

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) belum menanggung semua bentuk skrining untuk kanker. Sejauh ini BPJS baru menanggung biaya skrining untuk kanker serviks dan kanker payudara. Untuk kanker payudara juga tidak bisa langsung dicek, karena data kesehatannya akan dianalisis Kantor Cabang BPJS Kesehatan terlebih dahulu.

Jika yang bersangkutan tidak berisiko terkena kanker payudara maka akan mendapat penyuluhan kesehatan. Sebaliknya jika berisiko, akan mendapat deteksi kanker dengan cara Clinical Breast Examination (CBE). Dilakukan pula pemeriksaan lanjutan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama.Sedangkan jika risiko kankernya tinggi maka akan dilakukan mamografi.

"Harga Rp 275 ribu untuk mamografi dan Rp 1,8 juta untuk MRI. Sampai hari ini belum dicover jadi harus bayar sendiri," papar dr Hardina memberi contoh biaya umumnya.

Rendahnya partisipasi masyarakat terhadap deteksi dini ini berimbas kepada tingginya pasien kanker yang ditemukan sudah pada stadium lanjut. Tercatat berdasarkan rekam medis di RS Kanker Dharmais bahwa hampir 85 persen pasien datang dalam kondisi stadium lanjut yang sulit dihadapi.

Baca juga: Papsmear dan IVA, Lebih Akurat Mana Mendeteksi Kanker Serviks? (fds/vit)

Berita Terkait