Menanggapi hal ini, dr Meta Hanindita SpA dari RSUD Dr Soetomo Surabaya mengungkapkan sebenarnya anak tidak harus selalu sarapan dengan nasi. Sebab, pada intinya yang penting harus ada karbohidrat, tapi tidak harus nasi.
"Kalau harus nasi, di luar negeri pun tidak ada anak yang makan nasi kan," ujar dr Meta dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Selasa (5/1/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal penting lainnya, jangan bosan memberikan pengertian pada anak bahwa sarapan penting untuk memulai aktivitas belajar. Memang, karena faktor kebiasaan ada anak yang tidak terbiasa sarapan. Nah, jika hendak membiasakan lagi si anak untuk sarapan, apa yang harus dilakukan orang tua?
"Lakukan secara bertahap. Mulai dari porsi kecil, misalnya," kata ibu satu anak ini.
Beberapa waktu lalu, ketua umum PERGIZI Pangan Indonesia Prof Dr Ir Hardinsyah, mengatakan sarapan sehat memiliki tiga syarat yaitu tepat waktu sebelum jam 9 pagi, mengandung karbohidrat, protein, mineral, lemak, cairan atau air, dan vitamin.
Baca juga: 5 Trik Mengatasi Anak Susah Makan
Untuk anak usia Sekolah Dasar (SD), Prof Hardin memberikan contoh alternatif menu sarapan seperti seraal ditambah buah dan susu; nasi dengan ayam/telur/tempe ditambah sayur dan jus buah; mie/lontong plus telur, sayur dan tempe; roti atau biskuit lapis dengan buah dan susu; bubur dengan ayam/telur/ikan plus buah dan air putih; mi goreng dengan telur, sayur, dan susu; rebusan atau gorengan dengan buah dan air putih; kemudian nasi goreng atau nasi uduk dengan telur, buah, dan air putih
Khusus bagi anak, lanjut Prof Hardin, jangan biarkan mereka pergi sekolah tanpa sarapan. Orang tua bisa memberi mereka sarapan sebelum jam 9, jam setengah 7, atau bahkan jam 6 asal dengan gizi seimbang dan pastinya dengan memberi makanan dan minuman yang aman.
Baca juga: Cerita Mona Ratuliu Saat sang Anak Kapok Melewatkan Sarapan (rdn/up)











































