"Kalau ada masalah di tulang belakangnya, memang bisa terjadi pembuluh darah pecah. Karena ada pembuluh darah utama di tulang belakang," tutur spesialis ortopedi dari RS Hasan Sadikin Bandung, dr Ahmad Ramdan, SpOT (K) dalam perbincangan dengan detikHealth, Kamis (8/1/2015).
Pembuluh darah ini, sambung dr Ahmad, bisa pecah jika terjadi manipulasi berlebihan. Maksudnya adalah bila ada penekanan keras, misalnya jika digemeretakkan. Jika ada pembuluh darah pecah, maka bisa terjadi pendarahan hebat di dalam tubuh, misalnya di sekitar leher yang sebelumnya digemeretakkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau pembuluh darah pecah, biasanya ada bengkak. Karena ini berhubungan dengan otak, aliran oksigen ke otak jadi terhambat, maka terjadi penurunan kesadaran," imbuh dr Ahmad.
Pada kasus yang parah, seseorang bahkan bisa kehilangan nyawa. Ini terjadi lantaran otak kekurangan oksigen.
Bagaimana dengan kebiasaan beberapa pemangkas rambut yang menggemeretakkan leher pelanggannya? "Sebenarnya kalau tidak ada kelainan, risiko pecah pembuluh darah itu lebih kecil," lanjut dr Ahmad.
Dituturkan dr Ahmad, area tubuh yang rentan terjadi pecah pembuluh darah akibat manipulasi berlebihan adalah sekitar leher, punggung dan pinggang. "Tapi terutama tulang belakang sekitar leher. Untuk punggung dan pinggang risiko pecahnya kecil," ucapnya.
Baca juga: Belajar dari Kasus Allya, Jangan Mudah Percaya pada Dokter Asing
Secara umum, ada tiga kelainan tulang belakang yang dialami manusia, yaitu lordosis, kifosis dan skoliosis. Bila dilihat dari belakang, punggung manusia akan terlihat lurus, namun pada pasien ketiga kondisi tersebut, punggungnya akan tampak melengkung, bisa ke depan, makin ke belakang alias membungkuk ataupun bengkok ke kiri dan kanan.
(vit/ajg)











































