Anahit Haytayan, juru bicara dari Kementerian Kesehatan Armenia mengatakan kasus flu babi menyerang sejak dua bulan yang lalu. Total ada 10 orang meninggal dunia akibat virus ini.
Baca juga: Tengah Dikembangkan, Vaksin MERS Terlihat Menjanjikan
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, Haytayan mengatakan kematian ini tidak lantas membuat status Armenia menjadi gawat. Ia menolak anggapan bahwa ada wabah flu babi yang terjadi dan meminta masyarakat tetap tenang.
"Tidak ada wabah, tidak ada epidemi. Kami sekarang sedang berusaha melacak sumber penularannya dan meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik," tambahnya lagi.
Flu babi adalah penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus influenza H1N1 yang menginfeksi saluran pernapasan babi. Virus flu babi ini mudah menular ke manusia melalui udara, dan bukan dari makanan produk olahan babi.
Virus ini dapat tetap bertahan hidup selama sekitar 48 jam sehingga mudah menular antar manusia. Gejalanya antara lain batuk, demam, sakit kepala, nafsu makan menurun, muntah, diare, dan lesu.
Baca juga: Fakta Unik Flu Singapura: Bukan Flu dan Bukan dari Singapura
Belum ditemukan vaksin untuk mencegah penyebaran virus ini, sehingga CDC (Centers for Disease Control and Prevention) memaparkan menggunakan beberapa cara ini untuk mencegah infeksi HIN1, yakni:
1. Mencuci tangan dengan sabun cuci tangan anti-bakteri.
2. Jangan menyentuh wajah, terutama hidung dan area mulut, karena dapat memudahkan virus menyebar ke saluran pernapasan lainnya.
3. Hindari orang-orang yang terinfeksi atau memiliki gejala flu babi.
4. Penggunaan masker dapat sedikit membantu ketika berada di lingkungan terbuka. (mrs/vit)











































