Infeksi Virus Zika Meluas, AS Keluarkan Panduan Bagi Ibu Hamil

Infeksi Virus Zika Meluas, AS Keluarkan Panduan Bagi Ibu Hamil

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Rabu, 20 Jan 2016 13:31 WIB
Infeksi Virus Zika Meluas, AS Keluarkan Panduan Bagi Ibu Hamil
Foto: cdc
Jakarta - Amerika Serikat (AS) telah melaporkan kasus pertama infeksi virus zika pada bayi yang lahir dengan kerusakan otak. Sebagai antisipasi, sebuah panduan atau guideline disusun untuk para dokter yang menangani ibu hamil.

Pemerintah AS melalui CDC (Center of Disease Control and Prevention) mengeluarkan guideline tersebut baru-baru ini. Dalam guideline tersebut, dokter diminta menanyakan riwayat bepergian ke negara-negara yang sedang mengalami outbreak virus zika.

Demikian juga, ibu hamil yang punya riwayat bepergian diminta untuk melaporkan gejala yang kemungkinan muncul dalam 2 pekan sesudahnya. Selain diminta untuk tes zika, para ibu hamil juga disarankan untuk tes USG (Ultrasonografi) untuk mendeteksi risiko mikrosefali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Guideline ini dikeluarkan menyusul travel advisory yang lebih dulu disampaikan oleh CDC. Dalam travel advisory yang dirilis pekan lalu tersebut, ibu hamil dianjurkan untuk tidak bepergian ke 14 negara di Karibia dan Amerika Latin yang sedang mengalami outbreak virus zika.

Baca juga: Indonesia Sedang Rawan DBD, Waspadai Juga Virus Zika yang Hebohkan Brazil 

Sebaran kasus infeksi virus zika


Di Brazil, kasus mikrosefali meningkat tajam bersamaan dengan terjadinya outbreak virus zika. Penelitian awal mengaitkan risiko mikrosefali dengan infeksi zika pada trimester awal kehamilan, namun keterkaitannya masih harus dikonfirmasi dengan penelitian lebih lanjut.

Mikrosefali merupakan kelainan bawaan yang ditandai dengan lingkar kepala lebih kecil dari normal. Kondisi ini biasanya disertai dengan kerusakan otak. Keterkaitannya dengan infeksi virus zika belum 100 persen terkonfirmasi, tetapi telah memicu kewaspadaan di banyak negara.

Indonesia mengkonfirmasi infeksi virus zika pada November 2015. Peneliti dari lembaga biologi molekuler Eijkman menyebut, infeksi virus zika pada umumnya bersifat mild atau ringan dan bisa sembuh dengan sendirinya. Namun kewaspadaan tetap diperlukan.

Mikrosefali di Brazil


Baca juga: Kemenkes Sudah Terima Laporan Infeksi Virus Zika di Indonesia (up/vit)

Berita Terkait