dr Yassin Yanuar, SpOG, MSc, dari RS Pondok Indah - Pondok Indah mengatakan memiliki anak merupakan tanggung jawab suami dan istri. Tidak ada satu pihak yang lebih bertanggung jawab daripada pihak lainnya.
"Sehingga tidak masuk akal jika pasangan infertil, suaminya nggak mau diperiksa. Kalau mau diperiksa harus dua-duanya, karena dua-duanya kan bertanggung jawab dalam proses memiliki anak," ungkap dr Yassin, dalam temu media di kawasan SCBD, Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan menurut dr Yassin, seharusnya suami dahululah yang harus diperiksa. dr Yassin berpendapat faktor sperma suami memegang peranan penting dalam menentukan penyebab infertilitas seseorang.
Pada pria, infertilitas erat kaitannya dengan sperma. Penyebabnya beragam, mulai dari kualitas sperma yang jelek hingga ada tidaknya sperma dalam air mani pria.
Di sisi lain, masalah infertilitas wanita biasanya terjadi akibat empat hal yakni penyumbatan saluran sel telur, sel telur yang tidak matang, gangguan ovulasi atau adanya kista di dekat indung telur.
"Makanya harus dilihat sperma dulu. Kalau sperma sudah oke baru kita ke wanitanya, lihat apa masalahnya. Kalau ada spermanya baru kita bisa bicara," ungkapnya lagi.
dr Yassin menolak jika ada wanita yang datang untuk memeriksakan infertilitas tanpa didampingi suaminya. Menurutnya tidak ada hal yang bisa dilakukan jika wanita datang sendirian, tanpa diketahui suami ataupun tanpa memeriksa kondisi sperma suami.
"Never touch the lady, jadi prianya dulu. Prinsip saya do no harm, tidak boleh merugikan dan sia-sia, makanya harus ada spermanya dulu," tutupnya.
Baca juga: Terlalu Lama Menunda Bikin Susah Hamil? Dokter: Itu Mitos
(mrs/vit)











































