Ilmuwan Curiga Infeksi Zika Ada Kaitannya dengan Sindrom Saraf Langka

Ilmuwan Curiga Infeksi Zika Ada Kaitannya dengan Sindrom Saraf Langka

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Senin, 25 Jan 2016 13:08 WIB
Ilmuwan Curiga Infeksi Zika Ada Kaitannya dengan Sindrom Saraf Langka
Foto: thinkstock
Jakarta - Ilmuwan mengatakan ada keterkaitan antara infeksi virus zika (ZIKV) dengan cacat lahir pada bayi seperti mikrosefali. Mereka kini juga mencurigai virus ini bertanggung jawab di balik sindrom kelumpuhan langka.

Baru-baru ini, World Health Organization dan Pan American Health Organization mengaku tengah menyelidiki adakah keterkaitan antara wabah infeksi virus zika terhadap munculnya kasus sindrom kelumpuhan bernama Guillain-Barre.

Kecurigaan ini muncul sebab meski langka, Guillain-Barre dapat mengenai siapapun. Pemicunya sebenarnya hanyalah infeksi sederhana yang kemudian memicu imun atau kekebalan tubuh untuk menyerang sistem sarafnya sendiri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasus pertama muncul di French Polynesia. Departemen Kesehatan setempat melihat terjadinya peningkatan kasus Guillain-Barre dan mikrosefali bertepatan dengan munculnya wabah infeksi zika.

Begitu pun di El Salvador. Pemerintah melaporkan, 46 kasus Guillain-Barre baru bermunculan hanya dalam kurun lima minggu saja, yaitu antara tanggal 1 Desember 2015-6 Januari 2016. Sedangkan dalam kurun satu tahun, tercatat terjadi 169 kasus Guillain-Barre baru.

Entah kebetulan atau tidak, sedikitnya 12 pasien di antaranya mengaku mengalami demam disertai munculnya ruam di kulit selama 15 hari sebelum akhirnya didiagnosis dengan Guillain-Barre. Persis seperti gejala infeksi virus zika yang selama ini diketahui.

Hal yang sama juga ditemukan di Brazil. Di bulan Juli 2015, pemerintah Brazil melaporkan pasien yang terinfeksi virus zika juga memperlihatkan gejala gangguan saraf. Terbukti dari 42 pasien Guillain-Barre yang ada, 26 orang di antaranya memiliki riwayat gejala seperti infeksi virus zika. Bahkan staf Hospital da Restauracao, Recife, Brazil mengaku menangani pasien Guillain-Barre enam kali lipat dari angka normal, namun banyak di antaranya yang kemudian meninggal dunia.

Baca juga: Infeksi Virus Zika Meluas, AS Keluarkan Panduan Bagi Ibu Hamil

Menariknya, di El Salvador, wabah infeksi zika sebenarnya sudah berlangsung sejak tahun lalu, namun peningkatan kasus Guillain-Barre baru terjadi belakangan.

"Wabah zika sangat buruk di sini, antara bulan Februari dan Juli. Tetapi pada bulan Mei, Juni dan Juli, kami menangani 24 pasien yang datang dengan Guillain-Barre. Namun tiba-tiba tidak ada lagi sejak Agustus," terang Antonio Bandeira, ahli penyakit menular dari Couto Maia Hospital, El Salvador, seperti dikutip dari The Guardian, Senin (25/1/2016).
 
Sejauh ini virus zika sudah dilaporkan menyerang Amerika Selatan, AS hingga Asia, tak terkecuali di Indonesia. Centers for Disease Control and Prevention telah memberlakukan travel advisory (anjuran untuk mempertimbangkan ulang rencana bepergian) bagi wanita Amerika yang sedang berbadan dua namun ingin berkunjung ke negara-negara di mana dilaporkan terjadi infeksi virus zika.

Total ada 15 negara yang dimasukkan CDC ke dalam daftar travel advisory ini, yaitu Brazil, Kolombia, El Salvador, Meksiko, Puerto Rico, Panama, Paraguay, Suriname, Venezuela, French Guiyana, Guatemala, Barbados, Bolivia, Ekuador, Haiti, Honduras, Martinique, Guadeloupe, Saint Martin, Guyana, Cape Verde, dan Samoa.

Pemerintah di sejumlah negara di Amerika Latin juga meminta warganya menunda kehamilan. Ada yang lebih dari 8 bulan, ada juga yang sampai dua tahun ke depan untuk mencegah infeksi virus ini.

Baca juga: Bantuan Nyamuk Mutan Diturunkan untuk Lawan Virus Zika di Brazil


(lll/vit)

Berita Terkait