Kalau Tak Ingin Kurang Tidur, Jangan Buka-buka Medsos Jelang Tidur

Kalau Tak Ingin Kurang Tidur, Jangan Buka-buka Medsos Jelang Tidur

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Jumat, 29 Jan 2016 10:40 WIB
Kalau Tak Ingin Kurang Tidur, Jangan Buka-buka Medsos Jelang Tidur
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Stres karena pekerjaan, tugas kuliah ataupun ujian semester bukan lagi persoalan utama yang memicu gangguan tidur pada orang dewasa muda, melainkan juga keberadaan medsos (media sosial).
 
Kesimpulan ini didapat setelah peneliti dari University of Pittsburgh School of Medicine menggelar kuesioner dan berhasil mengumpulkan jawaban dari 1.788 partisipan berumur 19-32 tahun di Amerika.
 
Dalam kuesioner yang disebar di tahun 2014 itu ditanyakan aspek-aspek seperti berapa lama waktu yang dihabiskan responden di media sosial, dan seberapa sering mereka berkunjung ke situs-situs media sosial tersebut dalam sepekan.
 
Total ada 11 media sosial yang populer di kalangan responden dan menjadi bahan pertimbangan peneliti, yakni Facebook, YouTube, Twitter, Google Plus, Instagram, Snapchat, Reddit, Tumblr, Pinterest, Vine dan LinkedIn.
 
Hasilnya, rata-rata responden menghabiskan waktu selama 61 menit sehari hanya untuk berinteraksi di media sosial. Tak hanya itu, mereka juga tercatat mengunjungi berbagai situs media sosial sebanyak 30 kali dalam sepekan.

Kemudian pola tidur responden juga dianalisis lewat Patient-Reported Outcomes Measurement Information System Sleep Disturbance. Dari sini peneliti memilah responden menjadi tiga kategori: gangguan tidur tinggi, sedang dan ringan. 43 persen termasuk ke dalam kelompok gangguan tidur rendah, 28 persen sedang dan 29,4 persen rendah atau mendekati 30 persen.
 
Sedangkan responden yang paling lama dan paling sering menghabiskan waktunya dengan bermain medsos dalam sepekan berisiko paling besar untuk mengalami gangguan tidur, yaitu mencapai dua-tiga kali lipat.

Baca juga: Terlalu Eksis di Sosmed, Gairah Bercinta Pasutri Bisa Turun Drastis

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nampaknya frekuensi kunjungan ke media sosial dapat memberikan prediksi yang lebih baik dalam menelaah adanya risiko gangguan tidur ketimbang lamanya durasi bermain medsos," simpul ketua tim peneliti, Jessica C Levenson, PhD seperti dilaporkan Medical Daily.

Meski begitu, peneliti disarankan untuk melakukan penggalian lebih mendalam tentang topik ini, untuk memastikan apakah penggunaan media sosial berkontribusi langsung terhadap gangguan tidur ataukah sebaliknya, gangguan tidur memicu penggunaan media sosial di malam hari.

Sebab generasi muda yang mengalami gangguan tidur rata-rata mencari pelarian dengan membuka-buka akun medsosnya, sekalian untuk menghabiskan waktu.

"Bisa jadi kedua hipotesis ini juga benar, kemudian menyebabkan gangguan tidur yang lebih buruk. Di satu sisi, membuka-buka medsos memberi mereka kesenangan, tetapi di sisi lain juga berpotensi mengganggu tidur mereka. Ini akan jadi siklus yang dilematis," tutup peneliti lain.
 
Baca juga: Penggunaan Media Sosial yang Seperti Ini Sudah Termasuk Kecanduan (lll/vit)

Berita Terkait