Hati-hati, Proses Pikun Bisa Dimulai Sejak Usia 20 Tahun

Hati-hati, Proses Pikun Bisa Dimulai Sejak Usia 20 Tahun

Firdaus Anwar - detikHealth
Jumat, 29 Jan 2016 17:02 WIB
Hati-hati, Proses Pikun Bisa Dimulai Sejak Usia 20 Tahun
Foto: Getty Images
Jakarta - Demensia atau pikun dapat menimpa mereka yang lanjut usia (lansia), terutama yang berusia 60 tahun ke atas. Kondisi ini membuat seseorang kehilangan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari karena otaknya tak lagi berfungsi optimal.

Menurut ahli geriatri dr Wanarani Aries, SpKFR, dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) belum diketahui pasti apa yang menyebabkan seorang lansia terkena pikun. Namun studi yang ada menunjukkan hipertensi, kolesterol, dan gula darah yang tak terkontrol bisa menjadi faktor risiko membuat seseorang menjadi lebih rentan.

Baca juga: Di Mobil Ini, Seseorang Bisa Merasakan Apa yang Dialami Pasien Demensia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Faktor-faktor tersebut perlu jadi perhatian tak hanya ketika di usia tua saja. Pikun bukan kondisi yang terjadi begitu saja dan tanda-tandanya dapat terlihat sejak beberapa tahun sebelum seseorang didiagnosis.

"Jadi dia tidak ujuk-ujuk rusak sel otak, ini proses yang berlangsung lama," kata dr Wanarani yang akrab disapa Wini.

"Di otak ada miliran neuron yang merekam memori yang sel-sel itu seiring berjalannya usia akan mengalami kematian. Kalau sudah mati tidak bisa kembali, dan dia mulai mati semenjak kita usia 20 tahun," imbuhnya ketika membawakan materi demensia untuk Persaudaraan Isteri Anggota (PIA) DPR RI, Jumat (29/1/2016).

Bagi pasien pikun, kematian sel-sel otak ini terjadi dengan cepat sehingga ketika tua fungsi kognitifnya sudah banyak yang tak berfungsi. dr Wini menyebutkan contohnya saja pasien mungkin lupa hal yang sederhana seperti menguyah saat makan, di mana lokasi toilet di rumahnya sendiri, siapa pasangan atau anak-anaknya.

"Di usia 20 tahun saat sel otak mati satu dibandingkan miliaran sel yang ada tentu saja tidak terasa. Tidak demikian kalau usia kita sudah tua," tutup dr Wini.

Baca juga: Pengidap Diabetes Tipe 2 Berisiko Tinggi Terserang Demensia? (fds/vit)

Berita Terkait