Menurut ahli geriatri dr Wanarani Aries, SpKFR, dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) belum diketahui pasti apa yang menyebabkan seorang lansia terkena pikun. Namun studi yang ada menunjukkan hipertensi, kolesterol, dan gula darah yang tak terkontrol bisa menjadi faktor risiko membuat seseorang menjadi lebih rentan.
Baca juga: Di Mobil Ini, Seseorang Bisa Merasakan Apa yang Dialami Pasien Demensia
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi dia tidak ujuk-ujuk rusak sel otak, ini proses yang berlangsung lama," kata dr Wanarani yang akrab disapa Wini.
"Di otak ada miliran neuron yang merekam memori yang sel-sel itu seiring berjalannya usia akan mengalami kematian. Kalau sudah mati tidak bisa kembali, dan dia mulai mati semenjak kita usia 20 tahun," imbuhnya ketika membawakan materi demensia untuk Persaudaraan Isteri Anggota (PIA) DPR RI, Jumat (29/1/2016).
Bagi pasien pikun, kematian sel-sel otak ini terjadi dengan cepat sehingga ketika tua fungsi kognitifnya sudah banyak yang tak berfungsi. dr Wini menyebutkan contohnya saja pasien mungkin lupa hal yang sederhana seperti menguyah saat makan, di mana lokasi toilet di rumahnya sendiri, siapa pasangan atau anak-anaknya.
"Di usia 20 tahun saat sel otak mati satu dibandingkan miliaran sel yang ada tentu saja tidak terasa. Tidak demikian kalau usia kita sudah tua," tutup dr Wini.
Baca juga: Pengidap Diabetes Tipe 2 Berisiko Tinggi Terserang Demensia? (fds/vit)











































