Satu Faktor Sukses Menurunkan Berat Badan yang Sering Dilupakan

Satu Faktor Sukses Menurunkan Berat Badan yang Sering Dilupakan

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Kamis, 11 Feb 2016 08:35 WIB
Satu Faktor Sukses Menurunkan Berat Badan yang Sering Dilupakan
Foto: thinkstock
Jakarta - Untuk mensukseskan program penurunan berat badan, selain mengatur lagi pola makan, memperbanyak aktivitas fisik dan mencukupi istirahat, ada satu hal yang kerap dilupakan tapi punya peranan penting dalam menurunkan bobot. Apa itu?

Survei yang dilakukan Orlando Health menunjukkan bahwa kesiapan mental membuat sekitar 95 persen orang yang berdiet mengalami kegagalan. Survei nasional terhadap lebih dari 1.000 warga Amerika mengungkapkan 31 persen responden percaya kurang olahraga menjadi penyebab gagalnya program diet.

Kemudian, 26 persen percaya penyebab kegagalan adalah makanan yang diasup, 17 persen mengatakan membengkaknya pengeluaran sebagai penyebab gagal diet, sementara hanya satu dari sepuluh responden yang mengungkapkan kondisi psikologi mereka yang menjadi pemicunya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Orang sering mengeluh sulit menurunkan bobot karena jarang olahraga dan mengonsumsi makanan yang buruk. Padahal, kita juga harus memikirkan mengapa kita mengonsumsi makanan itu," kata neuropsikolog dan direktur program Integrative Medicine di Orlando Health, Diane Robinson kepada Huffington Post.

Pada sebagaian besar orang, Robinson mengatakan makan adalah pengalaman emosional. Seringkali di masa sulit orang mengasup makanan yang bisa membuatnya nyaman. Saat kecil pun, makanan enak kerap menjadi hadiah saat berperilaku baik. Sehingga, sadar atau tidak, banyak orang makan tidak sekadar memnuhi kebutuhan nutrisinya tapi juga demi kenyamanan.

Baca juga: Ini Dia 5 Cara Melawan Keinginan Ngemil di Malam Hari

Menurut Robinson hal itu tidak buruk selama seseorang bisa mengatur 'kepuasan' tersebut dengan wajar. Memang, usai mengonsumsi makanan yang lezat, otak akan menghasilkan dopamin sehingga seseorang merasa suasana hatinya baik. Namun, kedekatan emosional pada makanan justru menjadi problem ketika orang tidak bisa merasakan kenyamanan jika tidak mengonsumsi makanan tersebut, demikian dikatakan Robinson.

Studi dalam jurnal Frontiers in Psychology tahun 2014 menunjukkan adanya hubungan kompleks antara suasana hati, makanan, dan makan berlebihan. Untuk itu, Robinson mengingatkan ketika ingin menurunkan berat badan, kenali diri Anda lebih baik lagi. Hal terpenting, ketika merencanakan strategi menurunkan berat badan, jangan abaikan kesehatan mental Anda.

"Saat mencatat apa yang Anda makan seharian, tulis pula bagaimana suasana hati Anda saat itu. Ketika ingin ngemil, tanyakan lagi pada diri Anda apakah karena lapar atau alasan lain? Jika karena alasan lain, pikirkan lagi apa alasan itu karena bisa jadi berhubungan dengan kondisi emosi Anda," pungkas Robinson.

Baca juga: Keinginan untuk Ngemil di Malam Hari Sering Menggebu-gebu? Ini Penyebabnya

(rdn/vit)

Berita Terkait