7 Reaksi Tubuh Saat Seseorang Jatuh Cinta

7 Reaksi Tubuh Saat Seseorang Jatuh Cinta

Nurvita Indarini - detikHealth
Selasa, 16 Feb 2016 07:34 WIB
7 Reaksi Tubuh Saat Seseorang Jatuh Cinta
Foto: Thinkstock
Jakarta - Cinta kerap membuat seseorang menjadi lebih kuat, jauh lebih kuat dari yang dibayangkan. Bagaimana sih reaksi tubuh saat jatuh cinta?

Dikutip dari CNN, Selasa (16/2/2016) berikut ini reaksi yang terjadi pada tubuh saat seseorang jatuh cinta:

1. Seperti Pakai Narkoba

Foto: thinkstock
Studi yang digelar Rutgers University pada 2010 menyebut jatuh cinta memiliki sensasi seperti kecanduan narkoba, di mana terjadi euforia. Otak melepaskan dopamin, oksitosin, adrenalin dan vasopressin.

Kat Van Kirk, PhD, seksolog klinis dan yang juga terapis pernikahan dan keluarga, mengatakan zat-zat kimia yang dilepaskan otak tersebut membantu memperkuat ikatan seseorang dengan pasangannya. Menurutnya, semakin sering menghabiskan waktu dengan seseorang yang membuat jatuh cinta, maka akan semakin membuat yang bersangkutan kecanduan. Ya, seperti narkoba.

"Rasa cinta yang penuh gairah terbentuk di bagian otak yang sama dengan ketika seseorang mengalami kecanduan narkotika atau obat terlarang," kata Arthur Aron, seorang psikolog dari State University of New York yang pernah terlibat dalam penelitian terkait hubungan otak dengan jatuh cinta.

2. Seperti Mabuk

Foto: thinkstock
Saat seseorang minum anggur terlalu banyak, maka bisa membuat seseorang merasa cemas, takut, juga lebih agresif. Hal yang sama ketika otak melepas oksitosin, hormon yang diyakini sebagai hormon cinta. Demikian menurut studi University of Birmingham.

Menurut peneliti, meski mempengaruhi bagian otak yang berbeda, namun alkohol dan jatuh cinta memiliki hasil yang sama.

Peneliti dari Northwestern Medicine, AS, juga pernah memaparkan oksitosin dapat meningkatkan kerentanan seseorang untuk merasakan ketakutan dan kegelisahan ketika berada di tengah situasi yang membuatnya stres. Oksitosin bisa menaikkan emosi seseorang tinggi-tinggi, namun mendadak bisa menjatuhkannya ke jurang yang terdalam.

3. Pipi Memerah dan Jantung Berdegup Kencang

Foto: dok. Thinkstock
Saat bertemu dengan orang yang bikin jatuh cinta, ingat apa yang terjadi pada diri Anda? Pipi memerah, tangan berkeringat dingin dan jantung berdegup kencang.

Menurut dr Kat Van Kirk, itu bukan sekadar reaksi gugup yang membuat kecemasan meningkat. Yang terjadi sebenarnya adalah stimulasi adrenalin dan norepinephrin. "Ini isa menyebabkan seseorang merasakan sensasi terkait hasrat untuk memfokuskan perhatian pada orang tertentu," ucap dr Kirk.

Helen Fisher, PhD, seorang biological anthropologist berpendapat senada. Hormon stres ini bertanggung jawab terhadap perasaan canggung, telapak tangan berkeringat, sulit mencari kata-kata, mulut kering dan sensasi butterflies-in-your-stomach.

4. Makan Tak Enak dan Tidur Tak Nyenyak

Foto: thinkstock
Makan tidak enak, tidur pun tak nyenyak. Begitulah yang kerap dikeluhkan mereka yang sedang dimabuk cinta. Kenapa bisa begitu?

Orang yang jatuh cinta sedang memiliki taraf energi tinggi akibat pelepasan dopamin dan zat kimia lain. Ini makanya jatuh cinta bisa membuat seseorang jadi sulit tidur dan bahkan selalu memikirkan orang yang dicintainya.

dr Kat Van Kirk menuturkan sangat normal seseorang kehilangan nafsu makan dan malah jadi merasa seperti sakit ketika jatuh cinta. Menurutnya itu tanda dari tubuh Anda bahwa Anda benar-benar menyukai orang tersebut.

"Mabuk cinta bisa membuat hormon stres, kortisol, mempengaruhi pembuluh darah di perut Anda, sehingga Anda merasa tidak enak," ujar dr Kirk.

Rasa ini perlahan akan pudar seiring Anda merasa nyaman dengan seseorang yang bikin jatuh cinta itu. Ini juga bisa menjadi jawaban kenapa beberapa pengantin tidak merasa enak makan di pesta pernikahannya.

5. Mata Ini Tak Mau Lepas dari si Dia

Foto: thinkstock
Ketika sedang jatuh cinta, rasanya ingin berlama-lama menatap si dia. Tak heran ketika berada di satu tempat yang sama, selalu curi-curi pandang. Bahkan foto si dia pun dijadikan background di handphone.

dr Kat Van Kirk menyebut keinginan untuk selalu menatap si dia adalah karena otak yang melepaskan dopamin. Ini merupakan efek yang sama ketika seseorang mengonsumsi kokain lantaran menstimulasi respons hasrat atau penghargaan atas suatu kesenangan yang dirasakan.

Itu makanya ketika melihat foto orang yang bikin jatuh cinta, terutama foto berdua, bisa membuat energi meningkat.

6. Suara Lebih Melengking

Foto: Thinkstock
Suara bisa jadi lebih tinggi atau melengking saat seseorang jatuh cinta. Menurut studi yang dipublikasikan pada 2011 di Journal of Evolutionary Psychology, peneliti menemukan suara perempuan nyata cenderung lebih melengking dan lebih feminin ketika berbicara pada pria yang mereka sukai.

Penelitian juga menunjukkan bahwa mereka yang sedang jatuh cinta kadang-kadang mencoba meniru atau mencocokkan nada suara pasangan mereka sebagai cara untuk berkomunikasi.

7. Jadi Lebih Kuat

Foto: thinkstock
Ketika jatuh cinta, seseorang sering kali punya kekuatan tambahan yang menjadikannya lebih kuat. Kombinasi cinta dan ketakutan akan keselamatan seseorang yang dicintai memang terkadang bisa membuat seseorang lebih kuat.

"Oksitosin yang dilepaskan pada sistem tubuh Anda ketika jatuh cinta bisa meningkatkan toleransi atas nyeri fisik," kata dr Kat Van Kirk.

Dr Arthur Aron, seorang profesor psikologi di State University of New York mengatakan beberapa wilayah di otak yang diaktifkan oleh perasaan cinta sama dengan wilayah yang biasa digunakan obat untuk mengurangi rasa sakit. Faktanya, berpegangan tangan dengan orang yang cintai saja sudah memberi pengaruh terhadap ketahanan terhadap rasa sakit.

Halaman 2 dari 8
Studi yang digelar Rutgers University pada 2010 menyebut jatuh cinta memiliki sensasi seperti kecanduan narkoba, di mana terjadi euforia. Otak melepaskan dopamin, oksitosin, adrenalin dan vasopressin.

Kat Van Kirk, PhD, seksolog klinis dan yang juga terapis pernikahan dan keluarga, mengatakan zat-zat kimia yang dilepaskan otak tersebut membantu memperkuat ikatan seseorang dengan pasangannya. Menurutnya, semakin sering menghabiskan waktu dengan seseorang yang membuat jatuh cinta, maka akan semakin membuat yang bersangkutan kecanduan. Ya, seperti narkoba.

"Rasa cinta yang penuh gairah terbentuk di bagian otak yang sama dengan ketika seseorang mengalami kecanduan narkotika atau obat terlarang," kata Arthur Aron, seorang psikolog dari State University of New York yang pernah terlibat dalam penelitian terkait hubungan otak dengan jatuh cinta.

Saat seseorang minum anggur terlalu banyak, maka bisa membuat seseorang merasa cemas, takut, juga lebih agresif. Hal yang sama ketika otak melepas oksitosin, hormon yang diyakini sebagai hormon cinta. Demikian menurut studi University of Birmingham.

Menurut peneliti, meski mempengaruhi bagian otak yang berbeda, namun alkohol dan jatuh cinta memiliki hasil yang sama.

Peneliti dari Northwestern Medicine, AS, juga pernah memaparkan oksitosin dapat meningkatkan kerentanan seseorang untuk merasakan ketakutan dan kegelisahan ketika berada di tengah situasi yang membuatnya stres. Oksitosin bisa menaikkan emosi seseorang tinggi-tinggi, namun mendadak bisa menjatuhkannya ke jurang yang terdalam.

Saat bertemu dengan orang yang bikin jatuh cinta, ingat apa yang terjadi pada diri Anda? Pipi memerah, tangan berkeringat dingin dan jantung berdegup kencang.

Menurut dr Kat Van Kirk, itu bukan sekadar reaksi gugup yang membuat kecemasan meningkat. Yang terjadi sebenarnya adalah stimulasi adrenalin dan norepinephrin. "Ini isa menyebabkan seseorang merasakan sensasi terkait hasrat untuk memfokuskan perhatian pada orang tertentu," ucap dr Kirk.

Helen Fisher, PhD, seorang biological anthropologist berpendapat senada. Hormon stres ini bertanggung jawab terhadap perasaan canggung, telapak tangan berkeringat, sulit mencari kata-kata, mulut kering dan sensasi butterflies-in-your-stomach.

Makan tidak enak, tidur pun tak nyenyak. Begitulah yang kerap dikeluhkan mereka yang sedang dimabuk cinta. Kenapa bisa begitu?

Orang yang jatuh cinta sedang memiliki taraf energi tinggi akibat pelepasan dopamin dan zat kimia lain. Ini makanya jatuh cinta bisa membuat seseorang jadi sulit tidur dan bahkan selalu memikirkan orang yang dicintainya.

dr Kat Van Kirk menuturkan sangat normal seseorang kehilangan nafsu makan dan malah jadi merasa seperti sakit ketika jatuh cinta. Menurutnya itu tanda dari tubuh Anda bahwa Anda benar-benar menyukai orang tersebut.

"Mabuk cinta bisa membuat hormon stres, kortisol, mempengaruhi pembuluh darah di perut Anda, sehingga Anda merasa tidak enak," ujar dr Kirk.

Rasa ini perlahan akan pudar seiring Anda merasa nyaman dengan seseorang yang bikin jatuh cinta itu. Ini juga bisa menjadi jawaban kenapa beberapa pengantin tidak merasa enak makan di pesta pernikahannya.

Ketika sedang jatuh cinta, rasanya ingin berlama-lama menatap si dia. Tak heran ketika berada di satu tempat yang sama, selalu curi-curi pandang. Bahkan foto si dia pun dijadikan background di handphone.

dr Kat Van Kirk menyebut keinginan untuk selalu menatap si dia adalah karena otak yang melepaskan dopamin. Ini merupakan efek yang sama ketika seseorang mengonsumsi kokain lantaran menstimulasi respons hasrat atau penghargaan atas suatu kesenangan yang dirasakan.

Itu makanya ketika melihat foto orang yang bikin jatuh cinta, terutama foto berdua, bisa membuat energi meningkat.

Suara bisa jadi lebih tinggi atau melengking saat seseorang jatuh cinta. Menurut studi yang dipublikasikan pada 2011 di Journal of Evolutionary Psychology, peneliti menemukan suara perempuan nyata cenderung lebih melengking dan lebih feminin ketika berbicara pada pria yang mereka sukai.

Penelitian juga menunjukkan bahwa mereka yang sedang jatuh cinta kadang-kadang mencoba meniru atau mencocokkan nada suara pasangan mereka sebagai cara untuk berkomunikasi.

Ketika jatuh cinta, seseorang sering kali punya kekuatan tambahan yang menjadikannya lebih kuat. Kombinasi cinta dan ketakutan akan keselamatan seseorang yang dicintai memang terkadang bisa membuat seseorang lebih kuat.

"Oksitosin yang dilepaskan pada sistem tubuh Anda ketika jatuh cinta bisa meningkatkan toleransi atas nyeri fisik," kata dr Kat Van Kirk.

Dr Arthur Aron, seorang profesor psikologi di State University of New York mengatakan beberapa wilayah di otak yang diaktifkan oleh perasaan cinta sama dengan wilayah yang biasa digunakan obat untuk mengurangi rasa sakit. Faktanya, berpegangan tangan dengan orang yang cintai saja sudah memberi pengaruh terhadap ketahanan terhadap rasa sakit.

(vit/up)

Berita Terkait