Inggris adalah salah satu negara yang menganjurkan pemakaian kondom bagi pasangan yang baru pulang dari negara-negara dengan wabah maupun transmisi aktif virus Zika. Demikian juga El Savador, yang melarang warganya untuk hamil hingga beberapa bulan ke depan demi menghindari risiko mikrosefali.
Anjuran-anjuran tersebut dikeluarkan terkait dugaan bahwa virus Zika bisa hidup di cairan sperma, dan menular melalui hubungan seks. Bahkan, penelitian terbaru di Brazil menemukan bahwa virus Zika bisa hidup di air liur. Jika terbukti, maka ciuman pun berpotensi menularkan Zika.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Waduh, Virus Zika Bisa Ditularkan Lewat Sperma?
Dalam artian jenis kelamin, 'seks' sudah sejak lama dikaitkan dengan penularan penyakit melalui nyamuk. Seorang ahli sejarah lingkungan dari Florida Institute of Technology, Gordon Patterson menyebut seks sebagai salah satu dari 3 unsur dalam hikayat nyamuk.
"Ini adalah sebuah hikayat kuno tentang darah (blood), gula (sugar), dan seks," kata Patterson, dikutip dari Miamiherald, Selasa (16/2/2016).
Patterson menyebut seks karena hanya nyamuk Aedes aegypti berjenis kelamin betinalah yang menggigit (lebih tepatnya menusuk kulit lalu mengisap darah) manusia. Ia juga menyebut gula karena yang dicari nyamuk betina dalam darah adalah gula, yang dibutuhkan untuk mematangkan telurnya.
Dari sekitar 3.500 spesies nyamuk yang ada, sebenarnya hanya sekitar 10 persen yang mengisap darah manusia. Selain nyamuk Aedes yang antara lain menularkan virus Zika dan Dengue, nyamuk Anopheles yang menularkan Plasmodium malaria juga termasuk pengisap darah. Sama seperti pada nyamuk Aedes, hanya nyamuk Anopheles betina yang menyerang manusia.
Baca juga: Saktinya Para Nyamuk, Puluhan Tahun Dibasmi Tapi Tidak Punah-punah (up/vit)











































