Butuh Dana Rp 754 Miliar untuk Atasi Zika

Butuh Dana Rp 754 Miliar untuk Atasi Zika

Nurvita Indarini - detikHealth
Kamis, 18 Feb 2016 14:39 WIB
Butuh Dana Rp 754 Miliar untuk Atasi Zika
Foto: Reuters
Jakarta - Zika yang dikaitkan dengan mikrosefali benar-benar bikin khawatir. Badan Kesehatan Dunia (WHO) butuh dana sekitar USD 56 juta atau Rp 754 miliar untuk mengatasi Zika.

Jumlah dana yang dibutuhkan WHO tersebut diungkap dalam 'ZIKA Strategic Response Framework and Joint Operations Plan'. Kerangka kerja ini dibuat karena menurut WHO Zika tidak bisa dipandang enteng, apalagi ada potensi penyebaran dalam skala internasional.

"Mengingat penyebaran nyamuk secara geografis yang luas, kurangnya kekebalan penduduk di daerah yang baru terkena, tidak adanya vaksin serta perawatan khususu dan diagnostik yang cepat," ucap Dirjen WHO, Margareth Chan, dalam kata pengantarnya di kerangka kerja tersebut, memberi alasan mengapa Zika dipandang serius.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: WHO Sarankan Perkuat Pengawasan Zika, Indonesia Belum Memonitor Virus

'ZIKA Strategic Response Framework and Joint Operations Plan' bertujuan memberi dukungan kepada negara-negara yang terkena dampak, sekaligus juga mencegah wabah berlanjut dan mengendalikannya agar tidak terjadi lagi. Termasuk pula memfasilitasi penelitian yang membantu memahami Zika lebih lanjut.

Chan menambahkan adanya kemungkinan hubungan dengan komplikasi neurologis dan kecacatan pada bayi baru lahir turut mempercepat perubahan profil risiko Zika, dari ancaman ringan sampai pada yang sangat serius.

Ahli hukum kesehatan global di Georgetown University, Lawrence Gostin, berkomentar perkiraan Rp 752 miliar untuk mengatasi Zika secara global jauh lebih sedikit dari yang dibutuhkan AS untuk membendung epidemi Zika di Negeri Paman Sam. Sebab Pemerintahan Obama telah meminta sekitar RP 2,5 triliun untuk megatasi Zika.

Menurut Gostin, apa yang dilakukan WHO dalam penanganan Zika sudah seharusnya berkaca dari pengalaman sebelumnya. Pada 2014 lalu, WHO mendapat kritik tajam atas kelambatannya menyikapi wabah Ebola di Afrika Barat. Saat itu WHO baru menetapkan status darurat kesehatan untuk Ebola beberapa bulan setelah epidemi bermula. Demikian dikutip dari NBC.

Baca juga: Soal Dugaan Bukan Zika Tapi Larvasida yang Picu Mikrosefali, Ini Kata WHO

(vit/up)

Berita Terkait