Pemimpin studi, profesor epidemilogi dan biostatistik Michael Nevitt mengatakan penelitian ini adalah yang pertama kali menunjukkan bahwa ketidakstabilan dan dislokasi lutut merupakan faktor bagi para lansia yang mengalami nyeri lutut. Sehingga, diharapkan dokter bisa menjadikan pengobatan ketidakstabilan lutut sebagai prioritas bagi pasien lansia.
"Sering dipicu otot yang lemah dan kurangnya keseimbangan, dislokasi lutut juga umum terjadi di antara lansia dengan osteoarthritis lutut. Tidak hanya risiko cedera serius akibat trjatuh, dislokasi lutut juga bisa membuat lansia takut kehilangan keseimbangan hingga akhirnya mereka terjatuh lagi," tutur Nevitt, dikutip dari HealthDay.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 5 Cara Sederhana Ini Bisa Dilakukan untuk Atasi Nyeri Lutut
Hasilnya ditemukan bahwa lutut yang mengalami dislokasi memengaruhi hampir 17 persen dari peserta pada lima tahun terakhir. Setelah tujuh tahun, 14 persen mengalami peserta jatuh berulang. Sementara, setelah lima tahun studi ini dilakukan, para peserta yang sudah mengira lututnya bermasalah dua kali lebih mungkin mengalami jatuh berulang, takut jatuh, dan khawatir dengan keseimbangan mereka di dua tahun kemudian.
"Pada mereka yang merasa lututnya lemas, empat kali lebih mungkin mengalami jatuh berulang selama dua tahun ke depan. Mereka juga dua kali lebih mungkin terluka serius saat jatuh, tiga kali lebih berisiko cedera saat beraktivitas, dan empat kali lebih mungkin mengalami masalah keseimbangan," terang Nivett.
Meski begitu, Nivett mengingatkan bahwa ketidakstabilan dan dislokasi lutut bisa dicegah dengan latihan fisik di bawah pengawasan profesional medis. Selain itu, operasi penggantian sendi juga disebut bisa meningkatkan stabilitas lutut. Bagi profesional medis, penting pula mendiskusikan masalah stabilitas dan dislokasi lutut dengan pasien osteoarthritis lutut.
"Setelah itu pasien harus dikonseling agar dia terhindar dari jatuh, termasuk bagaimana menggunakan alat bantu jalan, memperkuat kaki mereka, dan memilih sepatu yang cocok," pungkas Nevitt.
Studi ini telah dipublikasi di Arthritis Care & Research.
Baca juga: Artritis Reumatoid, Radang Sendi yang Dapat Menimbulkan Kecacatan
(rdn/vit)











































