Oleh karena alasan itu beragam cara dikembangkan oleh ilmuwan untuk mengurangi kasus obesitas selain mendorong gaya hidup sehat. Ada prosedur menyedot lemak, operasi lambung, sampai penggunaan obat-obatan untuk menghancurkan lemak di bawah kulit.
Terkait penggunaan obat penghancur lemak tersebut, peneliti Dr dr Reza Yuridian Purwoko, SpKK, dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) mengatakan sayangnya obat yang ada sekarang masih didapatkan memberikan efek samping. Gejala yang muncul bisa bercak kemerahan, rasa tersengat, rasa nyeri, pembengkakan kulit, dan pada beberapa kasus kerusakan kulit akibat luka pascasuntikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berangkat dari keinginan membuat obat yang lebih aman dan efektif, dr Reza meneliti penggunaan senyawa fosfatidilkolin (FK) dari bahan alami yaitu biji-bijian kedelai yang biasa dijadikan untuk tempe. Alasannya karena ekstrak kedelai yang telah dipurifikasi dalam studi sebelumnya terlihat memiliki senyawa FK.
"Kedelai kalau buat pangan kan yang diambil proteinnya tapi lemaknya dibuang. Tapi itu bisa dipakai dan telah diteliti banyak negara kalau FK tempe itu memang bisa menghancurkan lemak," kata dr Reza saat mempresentasikan penelitiannya sebagai syarat pengukuhan doktor di FKUI, Salemba, Jakarta Pusat, Selasa (15/3/2016).
Baca juga: Studi: Diet Tinggi Kedelai Lindungi Wanita dari Efek Negatif Paparan Plastik
![]() dr Reza |
"Jadi supaya FK itu bisa masuk ke dalam sel menghancurkan lemak, SD dipakai sebagai perantaranya dan senyawa itu keras efeknya. Maka dari itu kita di sini mencoba membuat penggantinya yaitu dengan senyawa namanya liposom dari kedelai yang juga bisa menghantarkan FK ke sel lemak," lanjut dokter yang sehari-hari praktik di Klinik Ergia Jakarta.
Hasil tes di laboratorium menunjukkan bahwa memang benar ekstrak kedelai ini mampu memiliki efek menghancurkan lemak lewat cara yang aman yaitu apoptosis (kematian sel yang terseleksi) berkat liposom . Hanya saja harus diakui kemampuannya tidak sehebat obat penghancur lemak dari senyawa FK dicampur SD.
"Memang benar (tidak lebih kuat -red) tapi jadi jauh lebih aman. Enggak apa-apa obat pelan-pelan bekerja tinggal ini ditambah penelitian lebih lanjut," kata dr Reza.
dr Reza mengatakan harapannya senyawa dari kedelai ini bisa dipakai dan diterapkan lebih lanjut sebagai pengganti untuk obat obesitas yang lebih aman. (fds/up)












































