Karyawan Kurang Kreatif? Mungkin Kurang Tidur Penyebabnya

Karyawan Kurang Kreatif? Mungkin Kurang Tidur Penyebabnya

Nurvita Indarini - detikHealth
Jumat, 18 Mar 2016 11:04 WIB
Karyawan Kurang Kreatif? Mungkin Kurang Tidur Penyebabnya
Foto: Thinkstock
Jakarta - Masalah tidur seringkali dianggap remeh sehingga kurang diperhatikan. Padahal jika dibiarkan berlarut-larut bisa mengganggu kesehatan yang bersangkutan. Tak cuma itu, fokus dan kreativitas pun bisa terpengaruh.

Perusahaan konsultasi McKinsey & Company melaporkan masih banyak perusahaan yang tidak melakukan promosi tidur sehat pada karyawannya. Padahal jika karyawannya tidak mendapat cukup tidur bisa berujung pada akibat yang lebih serius ke depannya.

Dari survei yang digelar McKinsey & Company pada para pemimpin di perusahaan, ditemukan fakta bahwa 66 persen menyebut tidak puas dengan jam tidurnya. Sedangkan 36 persen mengatakan perusahaannya tidak memungkinkan bagi mereka untuk memprioritaskan tidur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

McKinsey & Company menggarisbawahi temuan ini bisa menjadi masalah yang signifikan. Sebab kurang tidur bisa menghambat konsentrasi, proses belajar, penyelesaian masalah, juga kemampuan seseorang untuk mempercayai orang lain. Demikian dikutip dari Sydney Morning Herald.

Jika memang kantuk menyerang begitu hebat lantaran kurangnya waktu tidur, sebenarnya tidak ada salahnya untuk tidur sejenak di kantor. Sebab penelitian menunjukkan tidur singkat dalam waktu 10-30 menit bisa meningkatkan kewaspadaan dan performa hingga 2,5 jam. Sayangnya masih kuat pendapat yang menyamakan istirahat sebentar dengan malas. Sebenarnya asal cuma dilakukan kurang dari 30 menit, tentu tidak mengganggu pekerjaan.

Baca juga: Paparan Cahaya di Malam Hari Dikaitkan dengan Risiko Obesitas

Phyllis Zee, Direktur Medis di Centre for Circadian and Sleep Medicine, Northwestern University Feinberg School of Medicine menyebut tidak ada salahnya jika perusahaan menggelar program training tidur untuk karyawannya. Apalagi seringkali ada karyawan yang bangga betapa dia tidur hanya sebentar, namun tetap bisa melakukan banyak hal.

Oke, kebiasaan itu mungkin 'baik' untuknya hanya dalam jangka pendek. Tapi manusia bukanlah mesin. Dalam jangka panjang akan ada efek yang mana hanya dia sendiri yang bisa merasakannya. Yang terpenting adalah memahami betapa jam tidur yang cukup janganlah diabaikan. Waktu untuk tidur upayakan bisa terpenuhi 7-8 jam, dan penuhilah secara konsisten.

"Faktor terbesar adalah kita tidak memprioritaskan tidur kita. Kita tidak mengatur tidur dan waktu untuk bangun. Jika Anda merasa ada sesuatu yang perlu Anda lakukan, Anda kemungkinan mengurangi waktu tidur," tutur Zee.

Namun banyak orang terkadang tidak segera tidur meski tidak ada hal mendesak yang harus dilakukan sehingga mengurangi jam tidur. Kadang kala waktu tidur malah berkurang karena hal-hal yang tidak terlalu penting, misalnya bermain-main dengan gadget, juga menonton film atau acara televisi menjelang tidur malam. Padahal kebiasaan melakukan aktivitas-aktivitas ini bisa mengubah pola tidur.

"Anda tidur terlalu larut, terpapar lebih banyak cahaya (dari gadget), yang membuat Anda lebih sulit untuk tidur, sehingga Anda tetap terjaga. Begitu seterusnya," imbuh Zee.

Baca juga: 'Hari Tidur Sedunia' pada 18 Maret, Upaya Promosi Manfaat Tidur yang Baik

Zee mengingatkan jika seseorang tidur kurang dari enam jam per hari berisiko mengalami obesitas, penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan diabetes. Untuk itu Zee memberikan tips agar memiliki kebiasaan mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas:

1. Setelah pukul 21.00 redupkan lampu di rumah Anda. Ini bisa menjadi tanda bagi tubuh Anda untuk beristirahat.
2. Saat berada di tempat tidur, hindarilah perangkat elektronik.
3. Saat hari sudah terang, biarkan Anda mendapat paparan cahaya alami, bukan cahaya lampu.
3. Jika kantor Anda begitu tertutup sehingga Anda tidak bisa melihat cahaya matahari dari jendela, cobalah untuk makan siang di luar. Saat Anda berjalan menuju tempat makan, akan terpapar matahari dan dengan berjalan artinya Anda sudah melakukan aktivitas. Cara lain untuk terpapar matahari adalah beberapa menit duduk di luar kantor.

"Kami melakukan studi sekitar setahun yang lalu dan menemukan bahwa orang yang kantornya memiliki akses ke jendela sehingga mendapat cahaya yang lebih, kemudian ada aktivitas fisik di siang hari dan setelah bekerja, maka kualitas tidurnya dan suasana hatinya jadi lebih baik," tutur Zee. (vit/ajg)

Berita Terkait