Seperti penuturan psikolog anak dan remaja dari Rumah Dandelion, Carmelia Riyadhni S.Psi, pastinya anak akan mengobservasi secara visual bahwa memang ayah dan ibunya akan berpisah. Nah, setelah itu, perlu kesepakatan di antara orang tua untuk mengomunikasikan perilah perceraian mereka pada anak.
"Kalau anaknya sudah remaja, akan lebih mudah karena bisa didiskusikan sama-sama dan remaja juga sudah bisa diajak berpikir dan berkompromi. Tapi kalau pada balita bisa dijelaskan namun lebih disederhanakan ya, bukan detail ke perceraiannya tapi kenapa sih ayah dan ibunya pisah," tutur wanita yang akrab disapa Carmel ini dalam perbincangan baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Jangan Bertengkar di Depan Bayi, Fungsi Otaknya Bisa Terpengaruh
Menurut dia, penting menjelaskan perihal perpisahan ayah dan ibu pada anak karena keterbukaan amat penting sehingga ke depannya anak bisa mendapat jawaban soal perpisahan orang tuanya, dari si orang tua sendiri, bukan dari lingkungan sosialnya. Dengan begitu, anak tidak terlalu merasa dikorbankan karena orang tuanya berpisah.
Untuk itu, Carmel menekankan jika memang seharusnya orang tua tetap berpisah secara baik-baik sekaligus menjaga hubungannya tetap baik. Sebab, bagaimanapun perceraian orang tua pasti akan berdampak pada kondisi anak di mana nanti ia merasa sedih, murung, atau bahkan emosinya tidak stabil. Nah, di sinilah peran orang tua kembali diperlukan.
"Orang tua bisa mengajak anaknya ngomong baik-baik. Dikondisikan suasana di rumahnya ini tetap baik dan memang butuh keterbukaan. Boleh sekali ayah atau ibu nanya bagaimana di sekolah dia, apa temannya tau kalau orang tuanya berpisah? Terus tanya ke anak dia menanggapinya gimana? dan menurut dia apa yang dirasakan ketika orang tua berpisah?" tutur wanita berambut pendek ini.
Ketika anak mulai mengungkapkan perasaannya, orang tua bisa menjelaskan bahwa dalam hubungan suami istri tidak semuanya berhasil. Meskipun, ada juga pasangan lain yang hubungannya bisa 'tahan lama'. Tapi, hal itu tidak bisa terjadi pada mama dan papanya. Hal terpenting, lanjut Carmel, adalah menjaga hubungan dengan suami atau istri tetap baik sehingga anak tidak terlalu merasa menjadi korban dari perpisahan yang terjadi.
Baca juga: Hati-hati, Ini Dampak Buruk Jika Anak Stres karena PR (rdn/up)











































