Seperti disampaikan dalam Endocrice Society 2016 di Boston beberapa waktu lalu, meskipun dianggap sepele namun diet dan olahraga adalah faktor paling penting dalam mengelola diabetes.
Tim peneliti dari Baylor College of Medicine di Houston, Texas, menemukan bahwa peserta studi dengan diabetes berusia 65-85 tahun yang aerobik tiga kali seminggu dan diet sehat, memiliki massa lemak lebih rendah dan berat badannya terkontrol.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, HbA1c, indikator kontrol glukosa darah, dan skor tulang trabekular, yang membantu memprediksi risiko patah tulang, juga ditemukan lebih terkendali pada kelompok tersebut. Hasil ini didapat setelah dibandingkan dengan peserta studi yang tidak menerapkan diet sehat dan olahraga rutin.
Selain itu, mereka yang mengidap diabetes tipe 2 juga dianjurkan untuk sarapan whey protein untuk membantu mengontrol gula darah.
Studi sebelumnya menuturkan bahwa terlalu banyak duduk dapat membuat risiko diabetes tipe 2 dan komplikasinya memburuk. Peneliti Dr Janne Tolstrup dari University of Southern Denmark, Copenhagen, mengatakan terlalu banyak duduk dan kurang olahraga berperan besar dalam meningkatkan risiko terserang diabetes tipe 2 dan komplikasinya, terutama bagi orang-orang yang kelebihan berat badan atau obesitas.
Kabar baiknya, risiko ini juga dipengaruhi oleh frekuensi olahraga dan berat badan. Dr Tolstrup mengatakan risiko diabetes bisa berkurang jika aktivitas fisik diperbanyak meskipun waktu duduk lebih dari 8 jam per hari.
"Jika Anda memiliki berat badan normal dan tidak mungkin menghindari duduk terlalu lama karena pekerjaan, usahakan diri Anda untuk lebih aktif bergerak di waktu senggang. Hal ini dapat mengurangi risiko terserang diabetes," tutur Dr Tolstrup, dikutip dari Reuters.
Baca juga: Jangan Tunggu Komplikasi, Cek Gula Darah Rutin Sedini Mungkin! (ajg/vit)











































