dr Beta Subakti Nata'atmaja SpBP-RE(K) menjelaskan nekrosis merupakan kematian kulit atau jaringan tubuh. Pada kasus yang dialami Rodrigo, kemungkinan nekrosis terjadi akibat infeksi yang terlambat ditangani.
"Jadi banyak hal yang bisa menyebabkan nekrosis, terutama adalah hal-hal yang merusak jaringan pasca operasi seperti kesalahan prosedur, infeksi, dan lain-lain," terang dr Beta yang berpraktik di RS Onkologi Surabaya dalam perbincangan dengan detikHealth.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nekrosis merupakan salah satu risiko dalam operasi plastik. Seperti diketahui, risiko selalu ada di semua jenis operasi, baik operasi besar maupun kecil. Akan tetapi risiko bisa diminimalkan apabila prosedur dilakukan oleh pihak yang berkompeten.
Ketika terjadi infeksi pasca operasi, perhatikan tanda-tandanya yakni adanya kemerahan yang meningkat.Selain itu jaringan terasa hangat dan rasa nyeri yang juga meningkat di daerah yang terinfeksi.
"Pada fase selanjutnya akan didapatkan nanah pada jaringan atau lukanya. Sedangkan tanda-tanda awal nekrosis adalah kulit berubah menjadi kebiruan yang kelamaan akan kehitaman dan rusak," tambah dr Beta.
Apa bahaya dari kondisi itu? "Terbukanya luka operasi, harus digantinya implan yang sudah dipasang, serta rusaknya kulit di sekitarnya. Pada kasus ekstrem (sangat jarang atau sangat terlambat tertangani) bisa terjadi kerusakan yang lebih luas, infeksi darah sampai dengan kematian," papar dr Beta.
Baca juga: Gara-gara Dokter Ceroboh, Wanita Ini Kehilangan Puting Susu
Rodrigo sendiri telah keluar dari rumah sakit meski masih menjalani perawatan. Namun melalui media sosialnya, Rodrigo memastikan dirinya baik-baik saja. Bahkan dia tidak kapok untuk menjalani operasi plastik lagi di kemudian hari. (vit/up)











































