Dijelaskan Gubernur Bengkulu, Dr H Ridwan Mukti, MH, dari 6 kabupaten dan 1 kota yang belum bebas malaria rata-rata adalah daerah pesisir. Ridwan menuturkan, malaria di daerah Bengkulu masih cenderung banyak terjadi di daerah dekat rawa, misalnya di kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma.
"Jadi kalau dilihat, kesimpulan kita pola hidup masyarakat yang masih belum terbangun. Belum menerapkan pola hidup sehat. Masih ada yang buang limbah, belum jaga kebersihan. Bahkan di dekat kampung nelayan masih kumuh, banyak sampah-sampah ikan. Untuk itu, ke depannya, kita akan aktifkan desa siaga," terang Ridwan saat ditemui detikHealth di Bandara Fatmawati, Begkulu, baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Bicara Bahaya Malaria, Gubernur Bengkulu Singgung Naga Bonar Hingga Penjajah
Selama ini, Ridwan menganggap penanganan masalah kesehatan masyarakat agak lambat karena tidak ada satuan tugas (satgas). Tapi, dengan adanya satgas dari desa siaga, semua penyakit, masalah gizi, bakal terekam datanya kemudian dikumpulkan dan dilaporkan ke pemprov.
"Kalau tindakannya mampu ditangani oleh kecamatan, bagus. Tapi kalau tidak, dilimpahkan ke kabupaten atau kota, kalau tidak bisa juga baru ditangani pemprov, jadi begitu tahapannya," kata Ridwan.
Ia menambahkan bahwa sebenarnya desa siaga sudah dibentuk dan sudah pernah ada hanya saja pemberdayaannya belum optimal karena kemungkinan adanya masalah di pembiayaan. Namun kini, dengan adanya dana desa, Ridwa optimistis desa siaga bisa aktif kembali dan membantu menangani masalah kesehatan di masyarakat, termasuk pemeberantasan malaria.
"Habis ini akan kita berikan surat edaran ke Bupati/Walikota agar satgas desa siaga diaktifkan kemudian nanti hasilnya harus dilaporkan secara rutin. Untuk tindakannya, seperti tadi saya katakan, berjenjang ya pelaksanaannya," tutup Ridwan.
Baca juga: Tak Perlu Tes Darah, Peneliti Kembangkan Tes Napas untuk Deteksi Malaria (rdn/up)











































