"Kalau di era digital seperti saat ini, anak dibikin nggak terpapar konten pornografi, sulit. Tapi, hal-hal yang tidak diinginkan bisa dihindari, caranya orang tua lebih open minded," tegas psikolog anak dan remaja Ratih Zulhaqqi saat berbincang dengan detikHealth.
Ratih mengatakan, orang tua masa kini bukan lagi menanyakan apakah sang anak sudah terpapar konten porno atau belum, tapi apakah si anak mendapatkan informasi yang tepat dan akurat mengenai hal itu. Maka dari itu, perlu sekali orang tua memiliki pemikiran yang terbuka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan orang tua lebih open minded, bukan hanya sekadar larangan yang diberikan pada anak, tapi juga diskusi, apa yang mesti dilakukan si anak. Misalnya anak bilang mau masturbasi, ortu kaget itu pasti, tapi kan bisa didiskusikan bahwa masturbasi bisa lho dialihkan caranya begini, begini, begini. Bukannya langsung marah dan mengomeli anak," terang wanita yang praktik di RaQQi - Human Development & Learning Centre ini.
Baca juga: Anak Muda Paling Banyak 'Belajar' Seks dari Film Porno
Ratih membagikan pengalamannya ketika ada seorang klien yakni anak-anak menanyakan apa itu sperma kepada ibunya. Sontak, mendengar anak menyebut sperma si ibu sudah marah dan menginterogasi anak dari mana ia tahu hal itu.
"Padahal, si anak tahunya dari ensiklopedia. Memberi anak pendidikan seks itu penting, tapi tetap menjelaskannya harus secara ilmiah ya. Kemudian, jangan lupa dipantau juga bagaimana penggunaan teknologi oleh anak, termasuk gadget, laptop, komputer," kata Ratih.
Penting pula menjalin kedekatan dengan anak. Melalui komunikasi yang terbangun dengan baik, anak bisa lebih mudah terbuka pada orang tua tentang hal-hal yang ia alami atau ketahui di luar sana. Kemudian, jadilah orang tua yang responsif terhadap apa yang dilakukan oleh anak.
Baca juga: Pendidikan Seks Picu Remaja Lakukan Aktivitas Seks Dini? Ah Belum Tentu (rdn/vit)











































