Pada anak-anak di usia remaja dan dewasa muda, jika diberi kesempatan, mereka sebenarnya akan selalu ingin tahu, bergerak, dan inovatif. Mereka juga menantang status quo, ingin selalu mempercepat kemajuan, dan memajukan potensi manusia. Namun, di banyak bagian dunia, termasuk negara-negara berpenghasilan tinggi, kehidupan dan prospek remaja dan anak muda telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir.
"Jika Anda peduli, cobalah untuk berbicara dengan mereka secara terbuka tanpa konfrontatif. Jangan marah atau menghakimi, tetapi yakinkanlah mereka bahwa Anda berada di pihak yang sama dengan mereka dan ingin membantu. Pikirkan juga tentang apa yang memicu perilaku menghakimi diri sendiri itu. Dan, jika Anda bisa, carilah layanan dari dokter profesional," ungkap Nick Haroop dari Young Minds.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Dibully Saat Remaja Tingkatkan Risiko Masalah Kesehatan Saat Dewasa
Hasil studi juga menemukan bahwa masalah kesehatan mental menjadi penyebab utama stres pada orang-orang muda di seluruh dunia. Disebutkan juga, 10 persen dari orang muda di dunia mengidap depresi. Berarti, kondisi ini sudah menjadi penyebab terbesar sakit pada kelompok usia muda internasional.
Adapun alasan kaum muda stres diungkapkan dalam penelitian ini dikarenakan menganggur, mengikisnya perlindungan sosial, pengucilan, dan keterasingan serta radikalisasi pada banyak orang muda. Sehingga, untuk masa depan yang lebih baik, adalah sebuah kebutuhan yang mendesak untuk memerhatikan harapan dan kebutuhan kaum muda dan remaja.
"Beberapa orang muda mengatakan bahwa mereka menyakiti diri sebagai akibat dari perasaan kewalahan, stres, mati rasa, atau diasingkan oleh teman. Yang lain mengatakan sesuatu dalam lingkungan membuat mereka rentan. Patut diketahui, pengalaman setiap orang berbeda. Kaum muda juga memiliki perilaku yang berbeda daripada orang dewasa atau lansia, mereka lebih mudah untuk berbicara pada seseorang yang mereka percaya tentang apa yang sedang mereka alami," ujar Haroop, dikutip dari The Independent.
Baca Juga: Survei: 55 Persen Orang Tua Tak Membicarakan Kesehatan Mental kepada Anaknya
(rdn/vit)











































