Pilihan terapi untuk mengatasi keringat berlebih di ketiak, atau disebut juga axillary hyperhidrosis, selama ini tidak terlalu memuaskan. Pilihan utama adalah antiprespiran, lalu yang lebih mahal yakni injeksi botox atau botulinum toxin.
Terapi laser serta operasi mengangkat kelenjar keringat juga bisa dilakukan untuk mengurangi keringat berlebih. Sedangkan penggunaan obat antikolinergik secara 'off-label' sering dikaitkan dengan risiko demensia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekitar separuh dari populasi tersebut mengalami keringat berlebih di bawah ketiak," kata Erica Jefferson, juru bicara Dermira Inc seperti dikutip dari Foxnews, Jumat (4/6/2016).
Baca juga: Cuaca Panas Bikin Badan Berkeringat dan Rentan Lecet, Ini Trik Mengatasinya
Untuk mengatasinya, Dermira baru saja mengujikan sebuah obat eksperimental yang dinamakan DRM04. Sebanyak 697 dilibatkan dalam pengujian tersebut, dua pertiga di antaranya mengoleskan obat tersebut di ketiak dan sisanya tidak.
Pada pengujian pertama, perbaikan secara signifikan teramati pada 52,8 persen dari kelompok yang mendapat obat. Artinya, ketiaknya lebih sedikit berkeringat. Sedangkan pada kelompok yang tidak mendapat obat, hanya 28,3 persen yang mengalami perbaikan.
Pada pengujian kedua, perbandingannya meningkat jadi 66,1 persen pada kelompok yang mendapat obat versus 26,9 persen pada kelompok kontrol. Dermira berencana mendaftarkan obat tersebut agar mendapat persetujuan untuk bisa dipasarkan pada paruh kedua 2017.
Baca juga: Kaki Bau Padahal Sudah Rajin Dibersihkan? Bisa Jadi Ini Sebabnya (up/vit)











































