Seks Oral Disebut Sebagai Media Terbaru Tersebarnya Virus Zika

Seks Oral Disebut Sebagai Media Terbaru Tersebarnya Virus Zika

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Rabu, 08 Jun 2016 16:07 WIB
Seks Oral Disebut Sebagai Media Terbaru Tersebarnya Virus Zika
Foto: Thinkstock
Paris - Sebelumnya pakar telah memastikan bahwa virus Zika dapat ditularkan dari satu pihak ke pihak lain melalui hubungan seksual. Namun penelitian terbaru menemukan fakta tentang seorang pasien yang terkena virus Zika setelah melakukan seks oral, atau bahkan ketika berciuman.

Si pasien diketahui berjenis kelamin wanita, berusia 24 tahun asal Prancis. Awalnya sejak bulan Februari lalu, pasien mengalami demam, nyeri sendi dan otot serta muncul ruam yang gatal pada kulitnya.

Ruam itu menyebar hingga ke perut, kedua lengan dan kaki. Si pasien juga mengeluh tak enak badan selama sepekan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika dimintai keterangan, wanita ini mengaku belum pernah bepergian ke negara-negara di mana Zika berjangkit. Ia juga tidak melakukan transfusi darah belakangan.

Baca juga: Riset: Virus Zika Bisa 'Mendekam' dalam Sperma Berbulan-bulan

Namun satu fakta yang menarik adalah pasangannya yang berusia 46 tahun baru saja kembali dari Rio de Janeiro, Brazil saat itu. Peneliti kemudian menduga, wanita ini kemungkinan tertular virus Zika dari pasangannya.

Rupanya, di pekan terakhir ketika ia berada di Brazil, pria ini mengaku demam, sakit kepala dan sekali lagi muncul ruam di kulitnya. Tetapi begitu sampai kembali di Prancis, segala keluhan itu hilang.

Dari pelaporan keduanya, didapati fakta bahwa antara tanggal 11-20 Februari, pasangan ini bercinta sebanyak tujuh kali, namun tidak sampai ejakulasi. Mereka juga sempat melakukan seks oral, dan di sini sempat terjadi ejakulasi.

Begitu si pasien jatuh sakit, dokter langsung meminta keduanya memeriksakan diri. Benar saja, virus Zika ditemukan dalam kadar tinggi di sperma dan air liur si pria. Sedangkan pada si wanita ditemukan virus Zika di urine, air liur dan antibodi dalam darahnya. Hanya saja ketika peneliti menyeka bagian dalam vaginanya, tidak ditemukan virus Zika.

Oleh penemunya, tim medis dari Institut National de la Santé et de la Recherche Médicale, Paris, kasus tak biasa ini dipastikan terjadi karena penularan lewat hubungan seksual, baik lewat vagina maupun oral. Bahkan ada kemungkinan menular lewat ciuman dan cairan pra-ejakulasi.

"Keduanya menggunakan seks oral sebagai metode kontrasepsi. Tapi saya kira ini tidak mengubah apapun. Di sisi lain ini menunjukkan bahwa penularannya bisa terjadi lewat banyak cara," ungkap salah satu peneliti, dr Yazdan Yazdanpanah yang juga ahli penyakit menular, seperti dilaporkan NY Times.

Baca juga: Siapapun Bisa Tertular Virus Zika, Tak Terkecuali Homoseksual

Kasus ini memperkuat bukti bahwa hubungan seksual bisa menjadi 'distributor' penyebaran virus Zika yang penting. Terbukti kasus penularan virus Zika dari hubungan seks dilaporkan di 10 negara di mana tidak ditemukan nyamuk pembawa virus tersebut, di antaranya di Prancis, Jerman, Italia, Portugal dan Selandia Baru.

Akhir Mei lalu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) kembali mengeluarkan anjuran untuk menerapkan seks aman atau 'puasa' seks bagi mereka yang baru kembali dari kawasan terjangkit Zika, sekurang-kurangnya delapan pekan setelah mereka kembali.

Namun apabila seorang pria kembali dengan menunjukkan gejala virus, maka rekomendasi berlaku sampai enam bulan. (lll/vit)

Berita Terkait