Studi baru dalam jurnal Scientific Reports mengungkapkan bahwa lebih dari seperempat anak berusia 11 sampai 17 tahun mengalami kerusakan pendengaran awal setelah terpapar musik 'keras'. Tinnitus sendiri merupakan gangguan pada telinga berupa adanya suara dengungan yang menjadi salah satu tanda awal kerusakan pendengaran.
Dikutip dari Foxnews, sebanyak 170 siswa diikutsertakan dalam survei di Sao Paulo, Brazil. Peneliti mensurvei mereka berdasarkan kebiasaan mendengarkan musik, seberapa sering terpapar suara bising, dan apakah mereka pernah mengalami tinnitus. Selain diikutsertakan dalam survei, para siswa juga diberi tes pendengaran dalam ruang akustik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dua puluh sembilan persen dari siswa tersebut telah mengalami tinnitus berkelanjutan seperti yang biasa terjadi pada orang di usia 50 tahun," ungkap Larry Roberts, psikolog ilmu saraf dan perilaku di McMaster University, Ontario.
Sementara, diketahui sebanyak 55 persen siswa lainnya mengalami kondisi tinnitus dalam 12 bulan terakhir. Menurut Roberts, kondisi ini menjadi masalah yang serius dan perlu mendapat perhatian. Sebab, ketika kondisinya memburuk akan menimbulkan kerusakan pendengaran.
Menurut Roberts, suara dengungan pada telinga setelah mendengarkan musik yang bervolume keras merupakan hal biasa. Namun, dapat juga menjadi salah satu tanda dari rusaknya pendengaran. Roberts menambahkan bahwa volume suara yang biasa didengar khususnya oleh anak muda dapat menghasilkan cedera koklea (rumah siput telinga).
"Lindungi telinga Anda," pesan Robert dalam pernyataannya.
Baca juga: Telinga Suka Berdenging? Hal-hal Ini Bisa Jadi Penyebabnya
(rdn/vit)











































