"Calistung itu lebih baik diajarkan kepada anak saat masuk SD atau usia 7 tahun. Hal ini karena kemampuan calistung itu merupakan perpaduan dari beberapa aspek kemampuan, kognitif, motorik, dan konsentrasi," jelas Maria Limyati MPsi, dosen Universitas Sanata Daharma, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta saat dihubungi detikHealth.
Menurut Maria, apabila orang tua hendak mengajarkan calistung lebih baik untuk memulainya dengan basic concept yang menunjangnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Boleh saja bila anak ingin diajarkan science ataupun calistung tetapi harus dengan pendekatan melalui permainan. Namun tujuannyan hanya untuk pengenalan, tanpa ada tes semester. Namanya juga prasekolah yang memperkenalkan suasana sekolah kepada anak jadi harus fun," sambung perempuan lulus Universitas Indonesia ini.
Selain Maria, Dr dr Ahmad Suryawan SpA(K) dari RSUD Soetomo Surabaya juga berpendapat kegiatan membaca, menulis, dan menghitung pada anak usia 6 tahun ke bawah harus diberikan secara selektif dan tidak diberikan kepada semua anak. Sehingga, cara tersebut seharusnya tidak menjadi alat evaluasi kemajuan anak yang berumur di bawah 6 tahun.
"Secara umum, kegiatan membaca, menulis dan menghitung dilakukan pada anak usia 6 tahun ke atas. Untuk 6 tahun ke bawah diajarkan untuk membina perilaku dan lingkungan mereka seperti di Jepang," lanjut dokter yang akrab disapa dr Wawan ini beberapa waktu lalu.
Baca juga: Pesan Psikolog Jika Ortu Hendak Masukkan Anak ke Preschool
Di Jepang, anak-anak prasekolah dan taman kanak-kanak (TK) memang tidak diajarkan untuk menulis, membaca ataupun menghitung. Namun, mereka lebih diajarkan untuk membina hubungan dengan orang lain serta lingkungan sekitarnya.
"Sudah jelas, cara itu menjadi brand development yang yang benar karena masa itu masa di mana dia bukan mengerjakan sesuatu rumit yang dilakukan usia 6 tahun ke atas. Untuk struktur otaknya juga belum sampai ke situ," tutup dr Wawan. (vit/vit)











































