Hal ini disampaikan Gubernur Nusa Tenggara Timur, Frans Lebu Raya, saat ditemui di sela-sela perayaan Hari Keluarga Nasional 2016 di Stadion Oepo, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Kamis (28/7/2016).
Menurut Frans, kemajuan teknologi memang bisa memberikan efek positif, namun jika salah digunakan, bukan tak mungkin yang terjadi justru merusak remaja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pernikahan dini angkanya masih tinggi, salah satunya bisa karena kemajuan tinggi. Itu kan seperti dua sisi mata pisau ya, positif dan negatif. Bagaimana dulu kita menyikapinya," tutur Frans.
Seperti diketahui, saat ini penggunaan internet dan teknologi sudah semakin mudah dan terjangkau, sehingga hampir siapapun bisa memanfaatkannya. Jika digunakan berlebihan dan bukan pada tempatnya, bukan tak mungkin efeknya adalah seks pranikah. Kondisi ini pun kemudian berujung pada pernikahan dini.
Selain kemajuan teknologi, faktor-faktor lain penyebab tingginya angka pernikahan dini disebutkan oleh Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Surya Chandra Surapaty, dalam kesempatan yang sama.
"Banyak faktornya, bisa karena faktor pendidikan, kebutuhan ekonomi, budaya nikah muda, juga perilaku seks pranikah di kalangan remaja," imbuhnya.
Baca juga: Galakkan KB, Panglima TNI: TNI Harus Beri Contoh Punya 2 Anak Cukup
(ajg/vit)











































