Direktur SDM dan Umum BPJS Kesehatan Mira Anggraini mengatakan kegiatan tersebut merupakan upaya promotif dan preventif untuk penyakit kanker serviks (leher rahim) yang umum disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV). Semua wanita berisiko untuk terkena oleh karena itu sebelum 'bibit' kanker muncul perlu dilakukan pemeriksaan dini.
"Setiap satu jam wanita Indonesia ada yang meninggal karena kanker leher rahim, ketika kita berbicara kanker bila sudah stadium tinggi itu akan sulit disembuhkan. Makanya cakupan skrining ini idealnya 80 persen perempuan Indonesia tapi sekarang angkanya masih 2 persen, masih jauh sekali," kata Mira saat ditemui di Kantor Wali Kota Jakarta Utara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Studi Ini Sebut Pasien Lupus Berisiko Tinggi Terserang Kanker Serviks
![]() |
Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) turut memberikan penghargaan atas berjalannya kegiatan pemeriksaan. Isi penghargaan menobatkan BPJS Kesehatan sebagai lembaga yang menyelenggarakan program pemeriksaan IVA dan papsmear terbanyak serentak di Indonesia.
Mira mengatakan meski nanti acara pencanangan pemeriksaan serentak usai, masyarakat tak perlu khawatir karena sebetulnya setiap hari pemeriksaan IVA dan Papsmear bisa dilakukan gratis. Warga hanya perlu mendatangi fasilitas kesehatan primer terdekat seperti puskesmas dan menunjukkan kartu JKN.
Kanker serviks sendiri di Indonesia termasuk salah satu penyakit yang beban biayanya tinggi. BPJS Kesehatan mencatat jumlah kasus kanker serviks pada Januari hingga Juni 2016 saja ada 45.006 untuk yang rawat jalan lanjutan dan 9.381 untuk yang rawat inap, menelan biaya sekitar Rp 84,7 miliar.
Baca juga: Tak Pernah Berhubungan Seks, Bisakah Kanker Serviks Menyerang? (fds/vit)












































