Mulya, salah satu pembaca detikHealth, menuturkan 'drama' penyelamatan ASI perah terjadi saat dirinya tengah cuti melahirkan dan berusaha menyetok ASI perah untuk bayinya. Suatu kali, listrik di rumahnya yang berada di kawasan Bekasi Utara padam.
"Alhamdulillah (saat itu) sudah 35-an botol. Nah, masalahnya ada ketika lampu padam dari pukul 11.30 WIB sampai malam. Awalnya saya santai saja karena mikir daya tahan ASI di freezer sekitar 6 jam," tutur Mulya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ice gel, ice pack dan es batu saya masukin dalam freezer buat jadi 'bantuan' nyelamatin ASIP sambil nunggu lampu nyala," lanjut Mulya.
Baca juga: ASI Jadi Kemerahan karena Konsumsi Saus Tomat Berlebihan? Ini Kata Dokter
Mulya makin khawatir karena hingga pukul 18.00 WIB, listrik belum juga menyala. Sementara itu ASI beku sudah mulai mencair. Mulya pun berencana akan tinggal di hotel sembari membawa botol dan kantung plastik berisi ASI perah untuk kemudian dititipkan di freezer hotel.
"Suami sudah menelepon ke hotel dan menyakan apakah bisa menitip ASI perah. Mereka menyanggupi," tambah ibu dari satu anak ini.
Ketika sedang bersiap hendak ke hotel, tiba-tiba adik ipar Mulya datang dan menyarankan untuk menitipkan ASI perah ke rumah tetangga. Sebab rumah-rumah di bagian lain kompleks ternyata listriknya tidak padam.
"Pas suami datang ngecek, alhamdulillah ternyata tetangga itu malah punya freezer ASIP dan masih kosong banget," sambung Mulya.
Baca juga: Tantangan Menyusui: Muncul 'Jerawat' Kecil di Puting yang Menyakitkan
Sekitar 35 botol berisi ASI perah lantas dimasukkan ke ember-ember dan dibawa menuju rumah tetangga yang berjarak sekitar 300 meter itu. "Untung tertolong soalnya lampu baru nyala itu jam 02.00 WIB. Nggak kebayang gimana pedihnya ngebuang ASIP puluhan botol dan mesti mengulang dari awal lagi buat nyetok," ujar Mulya menutup pembicaraan.
Nah, para ibu menyusui, adakah yang punya pengalaman tak terlupakan saat memerah ASI, memberikan ASI, ataupun menyelamatkan ASI perah? Anda bisa berbagi cerita ke redaksi@detikhealth.com.
Ditunggu ceritanya ya, Bu! (vit/vit)











































