Dulu, ketika Bella melahirkan anak pertamanya, ASI yang keluar begitu deras. Namun Bella malah memilih memberikan susu formula pada anaknya lantaran pengaruh negatif orang-orang dekatnya.
"Katanya kalau memberi ASI payudara menurun, badan tidak seindah saat masih gadis dan anak menjadi manja," kata Bella memulai kisahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pesan Dokter Agar Sukses Menyusui: Jangan Ragu, Jangan Takut, Be Proud
Untuk anaknya, Bella terpaksa membeli susu formula, bahkan dia memilih yang paling mahal. Tapi ternyata tidak cukup banyak membantu. Anak keduanya menuntut Bella untuk lebih giat memberi ASI dengan cara langsung atau perah.
"Maka saya bertekad harus memberikan ASI semaksimal dan semampu saya, dari yang cuma 30 ml per hari, alhamdulilah sekarang walau tidak banyak bisa terkumpul 400 ml jika pumping di kantor," tambahnya.
Kalaupun anaknya harus diberi susu formula, Bella hanya membatasi sebanyak 60 ml yang diberikan maksimal dua kali dalam sehari. Itu pun hanya untuk mencukupi nafsu minum anaknya, jika kebetulan ASI perah yang ada di rumah sudah habis.
"Tapi bagaimana pun rasanya menyusui itu sungguh istimewa. Saya bisa mendekap mencium dan mengagumi anak saya sambil memberi ASI. Merasakan detak jantungnya, melihat mata, hidung mungilnya memainkan tangan mungil, mengajaknya berinteraksi sekaligus bersyukur dengan apa yang Tuhan beri," tutur Bella.
Dengan memberikan ASI secara langsung, imbuh Bella, dirinya tidak mengalami baby blues seperti pengalaman melahirkan anak pertamanya. "Karena saya menyusui sambil memandangi dan mensyukuri anugerah kecil tapi sangat besar indahnya, alhamdulilah," tutup Bella.
Baca juga: Amankan Stok ASI Perah, Ibu Ini Memasak Sambil Pumping
(vit/vit)











































