Dalam jumpa pers di RS Cipto Mangunkuso Kiara, Jakarta, Jumat (19/8/2016), Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM, Dr dr Aryono Hendarto, SpA(K), menjelaskan bahwa pada hari kelima pasca operasi sempat ditemukan ada masalah pada sistem pencernaan Safira.
Demi faktor psikologis, Saqira yang sebenarnya sudah pulih dan bisa dipindahkan dari ICU anak ke ruang rawat biasa, ditunda pemindahannya agar tak terpisah dengan kembarannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saqira sudah bisa dipindah sebenarnya, tapi karena ditemukan ada masalah pencernaan pada Safira dan ia harus dirawat intensif lebih lama, keduanya akhirnya tetap di ruang ICU," ungkap dr Aryono.
![]() |
Ditambahkan oleh dr Ahmad Yani, SpB, SpBA dari Departemen Bedah Anak RSCM, tepatnya hari kelima pasca operasi, dokter menemukan ada masalah pada fungsi usus pada Safira.
"Kira-kira lima hari pasca operasi, kami menemukan usus Safira tidak bergerak dengan baik. Ditemukan adanya malrotasi, di mana jika normalnya usus bergerak 270 derajat namun pada Safira ususnya bergerak 90 derajat. Akibatnya dia tidak bisa buang air besar," imbuh dr Ahmad.
Ya, akibat kelainan ada fungsi usus ini, kerja sistem pencernaan Safira saat itu tidak sempurna. Ia pun menjadi muntah dan tidak bisa buang air besar. Penyebabnya multifaktor, namun dr Ahmad menjelaskan kemungkinan besar pada kasus ini adalah karena kelainan bawaan.
Untuk mengatasinya, tim dokter bedah anak kemudian melakukan operasi koreksi kembali pada Safira. Beruntung, pasca operasi kedua ini kondisi Safira dinyatakan pulih kembali sehingga kedua bayi bisa dipindahkan ke ruang rawat biasa. Hari ini, tepatnya sebulan pasca operasi pemisahan dan dirawat di RSCM, Safira dan Saqira dinyatakan pulih total dan diperbolehkan pulang.
Baca juga: Ortu: Operasi Lancar, Kembar Siam Safira-Saqira Kini Dirawat di PICU RSCM
(ajg/vit)












































