Peneliti dari University of Helsinki menjelaskan stroke hemoragik adalah jenis stroke yang sering berakibat fatal. Rokok menjadi faktor risiko utama dan diperkirakan sekitar 50 persen pasien yang mengalaminya meninggal dunia dalam kurun waktu setahun.
Pemimpin studi dr Miikka Korja mengatakan kasus stroke hemoragik ini namun di Finlandia makin berkurang. Sejak tahun 1990 angka kasus turun dengan umur rata-rata pasien meningkat dan ini sejalan dengan terpangkasnya tingkat konsumsi rokok nasional sebesar 30 persen pada periode yang sama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama beberapa tahun terakhir, kami melihat bahwa makin sedikit orang dengan pendarahan subarachnoid yang masuk ke Rumah Sakit Helsinki University," kata dr Korja seperti dikutip dari Reuters, Minggu (21/8/2016).
![]() |
"Ketika tingkat merokok turun drastis bersamaan dengan turunnya tingkat insiden perdarahan subarachnoid, bisa diduga bahwa rokok yang berkontribusi terhadap penurunan jumlah orang yang menderita stroke subtipe ini," sambungnya.
Dilaporkan dalam jurnal Neurology, di Finlandia pada tahun 1988 ada 510 kasus stroke hemoragik dengan setengah pasiennya berusia di bawah 54 tahun. Namun pada tahun 2012 setelah tingkat merokok turun 30 persen angka berubah jadi 337 kasus dengan setengah pasiennya berusia di bawah 60 tahun.
Angka kejadian dari 12 kasus per 100 ribu orang di tahun 1998 menjadi 9 kasus per 100 ribu orang pada tahun 2012.
"Orang-orang hampir selalu mulai mencoba rokok di usia remaja atau 20 tahun awal. Apabila kampanye dan kebijakan antirokok bisa efektif seperti di Finlandia, para pemuda di masa 'liar' mereka bisa tak mulai merokok dan tidak akan pernah sampai usia yang lebih dewasa," komentar dr Marie Softeland Sandvei dari Norwegian University of Science and Technology.
Baca juga: Setelah Tiga Bulan Berhenti Merokok, Produksi Dopamin Otak Kembali Normal (fds/vit)












































